"Oooh iya, saya benci Rusia, Pak..."
"Ya sudah. Besok pagi kau boleh latihan!"
Soso melonjak kegirangan.
*****
Sudah tiga hari Soso berada di rumah Pak Koba. Ia tidur sekamar dengan Yuri. Tapi soal latihan gulat itu? Baah... tak ada satupun jurus gulat yang diajarkan Pak Koba kepadanya. Yang ada, dia cuma disuruh lari-lari, angkat karung, mikul air, dan perintah-perintah lain yang dirasanya nggak ada sama sekali hubungannya dengan gulat. Lama-lama Soso berpikir, Pak Koba itu bukan pengen melatihnya gulat, tapi memanfaatkan tenaganya untuk urusan rumahnya. Coba bayangin, apa hubungannya disuruh nyapu dengan gulat?
Satu-satunya yang membuatnya bersemangat adalah karena ada Bonia yang suka menggodanya jika sedang 'latihan.' "Latihannya yang semangat ya So... bak mandinya belum penuh tuh..." godanya. Duh.. kalau saja ia nggak suka sama anak itu, dan dia bukan anaknya Pak Koba, mungkin sudah dilemparnya anak itu dengan ember penuh air yang dibawanya. Dan satu alasan lain yang membuatnya bertahan, ia diperbolehkan menonton Pak Koba berlatih tanding.
Tapi di hari ketiga, datanglah Nora, anak Pendeta Charkviani itu menemui Soso. "Kenapa kamu nggak pulang-pulang? Tadi aku ke rumahmu, kata Emakmu, kamu di sini. Kasian dia, katanya udah nggak punya makanan gara-gara kamu nggak pernah mancing lagi..." kata Nora yang bertubuh kerempeng itu. "Bapakku juga nyariin, katanya kamu mau sekolah tinggi, tapi malah bolos terus. Gimana sih?"
Soso pun bimbang. Ia merasa bersalah juga meninggalkan Emaknya sendirian. "Iya deh, aku pulang..." katanya.
Muka Pak Koba tampak asem waktu Soso pamit pulang. "Katanya mau ngelawan Rusia. Baru tiga hari sudah nyerah..."
Soso garuk-garuk kepala, "Melawan Rusia-nya ditunda dulu aja Pak, kasian Emak saya..."
"Ya sudah, terserah..."