"Bangun!" terdengar suara berat Pak Koba sambil mengguncang tubuh Soso dengan kakinya. Soso menggeliat. Ia merasa tubuhnya seakan remuk. Tadinya sih ia berharap ada uluran tangan Pak Koba yang akan membantunya bangkit. Tapi Pak Koba malah mematung. Terpaksalah dengan susah payah Soso menegakkan badannya. "Ikut aku ke rumahku..." kata Pak Koba kemudian, lalu membalikkan badan dan meninggalkan Soso yang masih kelimpungan.
Setelah badannya lebih seimbang, Soso memungut ikan-ikan hasil tangkapannya yang terserak dan membungkusnya dengan bajunya, lalu tergopoh-gopoh menyusul Pak Koba yang tak meliriknya lagi. Nafas Soso tersengal-sengal mencoba mengejar Pak Koba. Tapi kemudian ia menghentikan sejenak langkahnya, "Ngapain aku buru-buru nyusul Pak Koba ya... kan aku tau rumahnya..." bathinnya. Ia pun memelankan langkahnya, menyesuaikan dengan tenaganya yang nyaris habis terkuras.
Setelah bersusah-payah, Soso sampai juga di halaman rumah Pak Koba. Bonia, anak bungsu Pak Koba yang imut-imut --menurut penilaian Soso saat itu---tergopoh-gopoh menyambutnya. "Kak Soso kenapa?" tanyanya. Soso rada-rada girang juga disambut kayak gitu, tapi langsung sebel ketika Bonia malah mengambil ikan-ikannya, bukan membopongnya seperti yang ia harapkan. Yuri, kakak Bonia, datang menyusul. "Kamu dihajar geng Sotoy?" tanyanya. Soso mengangguk lemah. Dan makin sebel karena Yuri malah tertawa ngakak.
"Yuri, antarkan ikan-ikan itu ke rumah Mak Keke, terus bilang sama dia, Soso nggak pulang malam ini. Bilang mau latihan di tempatku!" kata Pak Koba kepada anaknya. "Jangan lupa, mintakan pakaian ganti buat anak ini!"
Yuri manyun, lalu mengambil alih ikan-ikan dari tangan Bonia dan beranjak pergi.
"Bersihkan badanmu sana!" kata Pak Koba pada Soso sambil menunjuk kamar mandi. "Bonia, carikan baju kakakmu yang bisa dipakai Soso!" ia juga memberi perintah pada Bonia.
*****
Malam itu, Soso menginap di rumah Pak Koba. Setelah makan malam dengan menu seadanya, Soso dipanggil Pak Koba yang duduk di teras rumahnya. "Duduk!" katanya. Soso pun duduk di lantai. Bukan apa-apa, di situ cuma ada satu kursi dan itupun sudah dipakai Pak Koba. "Tadi kulihat teknik bantinganmu sudah lumayan..." Pak Koba membuka omongan. "Cuma, tenagamu sama sekali nggak ada!" lanjutnya.
Soso diam.
"Kau mau berlatih gulat?" tanya Pak Koba lagi.
Soso menengadahkan wajahnya, menatap Pak Koba, lalu mengangguk. "Iya Pak. Ajarin saya..." jawabnya.