Arya mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku jaketnya. Dengan hati-hati, ia membuka kotak itu, memperlihatkan sebuah cincin yang sederhana namun indah. "Maya, aku tahu kita masih dalam perjalanan ini, dan aku tahu kamu masih belajar untuk mempercayai. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku akan selalu ada untukmu, apapun yang terjadi. Maya, maukah kamu menikah denganku?"
Maya terdiam, menatap cincin itu dengan air mata yang mulai mengalir. Hatinya terasa hangat, penuh dengan perasaan yang selama ini ia tutup rapat-rapat. Ia melihat ke dalam mata Arya, dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa benar-benar siap.
Dengan suara yang bergetar namun penuh keyakinan, Maya menjawab, "Iya, Arya. Aku mau menikah denganmu. Aku mencintaimu."
Arya tersenyum, menahan air mata kebahagiaannya. Ia menyematkan cincin itu di jari Maya, dan mereka berdua berpelukan erat, merasakan kebahagiaan yang tak terlukiskan. Maya tahu, perjalanannya masih panjang, tetapi untuk pertama kalinya, ia merasa siap untuk melangkah maju, bersama pria yang benar-benar mencintainya.
Dan di sana, di tengah-tengah taman yang penuh bunga, mereka berdua memulai babak baru dalam hidup mereka, sebuah babak yang penuh dengan cinta, harapan, dan janji akan kebahagiaan yang abadi.
**End of Chapter 3**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H