Mohon tunggu...
Brilliant Dwi I
Brilliant Dwi I Mohon Tunggu... Freelancer - Memuat Opini yang

Mahasiswa Pendidikan UIN Jakarta | Acap membuat komik di Instagram @sampahmasyarakart | Sedang Belajar Menulis | #SalamAlinea

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mencari Hukuman yang Cocok untuk Pelaku Perundungan dan Anak Bermasalah

14 Februari 2020   01:11 Diperbarui: 14 Februari 2020   07:35 3179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hukuman bagi Pelaku Bully
Selesai saya rasa persoalan salah-menyalahkan. Persoalan selanjutnya, ini anak yang udah nempeleng kepala temennya mau diapain? Apakah dipenjara adalah solusi?

Bagi banyak orang yang sudah terlanjur emosi, pasti menjawab: "Udah, penjara saja!". Hmmm.

Memenjarakan anak hanya menambah trauma dalam tubuhnya, tubuh masa depan bangsa. Proses penyembuhan mereka yang mengalami penyimpangan perilaku baik ringan maupun berat tentu butuh proses dan butuh waktu. Dan juga pastinya, butuh pengawasan.

Anak yang dipenjara, kurang atau bahkan tidak mendapatkan treatment itu. Bukannya sembuh, bisa jadi makin parah, son. Penjara justru menjauhkan anak dari pengawasan dan treatment dari orangtua.

Anak perlu direhabilitasi. Diberi pembiasaan dan stimulus positif. Dan selama proses penyembuhan itulah, peran orangtua masuk, peran agama masuk, peran lingkungan masuk.

Anak juga baiknya tidak diisolasi. Karena itu justru mematikan kepekaan sosial mereka.

Kasus merundung sebagaimana terjadi oleh Cahya adalah sebuah bukti bahwa di Indonesia, nurani belum punya tempat.

Pendidikan kita semacam harapan dalam sebuah doa yang tak kunjung usai. Panjang dan tak tau kapan dikabulkan.

Membaca adalah menolak dininabobokan oleh kebodohan. Dan kepintaran apapun sejatinya tidak akan ada gunanya tanpa kesalihan.

Akhir kata,
Salam alinea.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun