Hal tersebut merupakan prestasi gemilang dalam sejarah Islam karena benteng Eropa Timur berhasil dikuasai, dan ini terjadi pada tahun 1453 M. Dengan ditaklukkannya Konstantinopel sebagai benteng pertahanan terkuat kerajaan Bizantium, sehingga lebih mudahlah arus ekspansi Turki Utsmani ke Benua Eropa.
Pada masa pemerintahan Sultan Salin I (1512-1520 M), Turki Utsmani tidak melakukan perluasan wilayah ke Eropa tetapi justru mengarah ke Mesir (dinasti Mamluk), Persia dan Syiria. Usaha beliau diteruskan oleh Sultan Sulaiman al-Qanuni (1520-1566 M).Â
Pada masa Sultan Sulaiman, beliau tidak memperluas kekuasaan ke salah satu arah saja melainkan ke seluruh wilayah yang berada disekitar Turki Utsmani seperti Tunisia, Irak, Yaman, Budapest, Belgrado, Pulau Rodhes.Â
Dengan demikian, luas wilayah kekuasaan Turki Utsmani pada saat itu mencakup Asia Kecil, Armenia, Irak, Siria, Hijaz, Yaman (yang kesemuanya itu termasuk wilayah Asia), Mesir, Libia, Tunis, al-Jazair (semuanya wilayah Afrika), Hongaria, Rumania, Yunani, Yugoslavia, Albania, (semuanya wilayah Eropa). Pada masa Sultan Sulaiman I inilah undang-undang dasar atau al-Qanun kerajaan Turki Utsmani dibentuk sehingga beliau diberi gelar al-Qanun.
Perebutan kekuasaan kembali terjadi setelah Sultan Sulaiman I wafat, yang dilakukan oleh putera-puteranya menyebabkan kemunduran Kerajaan Turki Utsmani. Akan tetapi, meskipun terus mengalami kemunduran, kerajaan ini untuk beberapa abad masih dipandang sebagai negara yang kuat, terutama dalam bidang militer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H