Dengan modal wilayah kecil di Anatolia Tengah dan bekas wilayah Saljuk Rum, Turki Utsmani mampu mengembangkan wilayahnya ke Eropa Timur, Asia Barat, Asia Kecil, dan Afrika Utara. Hal ini dikarenakan oleh kuatnya pengaturan politik dan militer yang tersusun rapi dan ditopang oleh kekuatan ekonomi yang memadai.Â
Ekspansi yang dilakukan oleh Utsman dilanjutkan oleh Orkhan. Pada masa pemerintahannya (726-761 H/ 1326-1359 M), kerajaan Turki dapat menaklukkan Azmir (Smirna) pada tahun 1327 M, Thawasyanli pada tahun 1330 M, Uskandar pada tahun 1338 M, Ankara pada tahun 1354 M, dan Gallipoli pada tahun 1356 M. Daerah ini masih termasuk dari benua Eropa yang pertama kali dijajaki oleh kerajaan Turki Utsmani.
Lalu setelah Orkhan, ekspansi Eropa diteruskan oleh Sultan Murad I, yang berkuasa pada tahun 1359-1389 M. Pada saat itu Beliau juga memperkuat keamanan dalam negeri. Dalam masa kekuasaannya ia berhasil menaklukkan Adrianopel yang kemudian dijadikan sebagai ibu kota kerajaan yang baru, Macedonia, Sopia, Salonia dan seluruh wilayah bagian utara Yunani.Â
Merasa cemas terhadap kemajuan dan perkembangan Turki Utsmani yang ekspansinya ke Eropa, membuat Paus menyulut semangat perang.Â
Sejumlah pasukan besar sekutu Eropa dipersiapkan untuk memukul mundur gerakan Turki Utsmani. Pasukan tersebut dipimpin oleh Sijisman, raja Hongaria. Namun, pada saat itu Sultan Bayazid I (1389- 1403) pengganti Sultan Murad I, dapat menghancurkan pasukan sekutu Eropa tersebut.
Sultan Bayazid I meneruskan ekspansinya ke Konstantinopel, namun berpapasan dengan tentara Timur Lenk yang pada saat itu tengah menyerbu Asia Kecil dan terjadi peperangan yang membawa kekalahan bagi Turki Utsmani. Peperangan ini terjadi di Ankara pada tahun 1402 M.Â
Sultan Bayazid I bersama puteranya yang bernama Musa tertawan dan wafat pada tahun 1403 M, sehingga terjadi kekosongan kekuasaan selama beberapa tahun.
Banyak wilayah yang memerdekakan diri pada saat itu, juga secara internal kekuasaan Turki Utsmani sedang tidak stabil karena terjadi perebutan kekuasaan Sultan Bayazid, Sultan Muhammad I (1403-1421 M) mampu menguasai keadaan genting itu dan ia berusaha keras untuk mempersatukan negaranya serta mengembalikan kekuatan juga kekuasaan seperti semula.
Ketika meninggalnya Timur Lenk pada tahun 1405 M, muncullah keberanian kerajaan Turki Utsmani untuk memerdekakan diri dari Mongolia (Kekuasaan Timur Lenk) dan disaat tengah menikmati keberhasilan, justru timbul perebutan kekuasaan diantara keluarga dan putra-putranya.Â
Hal tersebut dimanfaatkan oleh Sultan Muhammad I untuk memenangkan perseteruan dan menciptakan stabilitas politik dalam negeri. Setelah 10 tahun perebutan kekuasaan, akhirnya Sultan Muhammad I terpilih menjadi sultan Turki Utsmani yang sah. Yang ia lakukan pertama kali adalah mulai melakukan perbaikan-perbaikan dan memperkuat dasar keamanan dalam negeri.
Usaha tersebut dilanjutkan oleh penerusnya yaitu Sultan Murad II (1421-1451 M) hingga mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Muhammad al-Fatih (Muhammad II) pada tahun 1451-1484 M. Sultan Muhammad al-Fatih berhasil mengalahkan pasukan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel.Â