Bukannya diam, Neng. Lagi mikir aja. Bisa gak ya aku libur dua hari aja? Secara kan aku udah ambil cuti dua minggu kemarin waktu ke Karawang.
Oh. Jangan dipaksain kalo gak bisa mah, A. Maaf pisan. Bukan maksud Vio ganggu A Noval.
Kalem weh atuh. Mo aku usahakan. Semoga bisa ya. Doakan aja. Ntar kalo emang aku bisa, aku hubungi Neng Vio lagi. Oke?
Okelah kalo begitu, A. Makasih ya. Maaf, udah ganggu Aa.
Dan chat via WA itupun berakhir di situ.
***
Tanggal 31 Desember 2019. Sore hari di ruangan kerja kantorku.
Kulihat dari balik jendela, awan mendung sudah menutupi langit Jakarta. Sejak tadi suara gledek terdengar sahut-sahutan. Kilat sesekali menyambar. Dan aku bimbang sejenak.
Siang tadi aku memang sudah menghubungi Vio dan berjanji akan mengunjunginya ke Anyer. Tiket travel pun telah kupesan jauh-jauh hari. Aku sengaja ambil libur selama dua hari saja. Karena sesungguhnya jatah cutiku telah habis. Dan demi melihat cuaca yang kurang bersahabat seperti ini, hatiku tiba-tiba saja menjadi resah. Pergi tidak, pergi tidak. Ah. Entah kenapa, firasatku mengatakan akan terjadi sesuatu yang buruk nanti malam.
Fuih. Di saat seperti ini, aku benar-benar butuh teman sharing. Biasanya, ada Rahma. Tapi kini Rahma tengah menikmati bulan madunya ke Bali dan kantor terasa sepi sekali. Sedangkan menghubungi pria romantis Hendra? Ah. Dia pun tengah mengambil cuti ke Jawa.
Ya, sudahlah. Lebih baik aku turun saja ke kantin bawah. Sekadar ngopi dan sedikit menenangkan jiwa yang tengah gundah gulana ini. Sekalian menunggu kedatangan mobil travel yang akan membawaku menuju Anyer.