Deg! Entah kenapa jantungku makin kencang saja detakannya. Mungkinkah?
Iya, trus kenapa, Neng? Vio mo mampir ke kontrakanku sebelum ke Anyer?
Bukan, bukan. Vio bukannya mo mampir ke kontrakan Aa. Tapi...
Tapi apa?
Chattingan pun terhenti. Berkali-kali kulihat status Vio di layar kaca gawai 'sedang menulis...' tapi kok nggak selesai-selesai ya? Panjangkah yang hendak ditulisnya? Atau...
Lama amat nulis chat-nya, Neng.
Akhirnya aku duluan yang kembali mengirimkan pesan WA.
Maaf, A. Vio malu ngomongnya. Anu... Hm... Aa mau gak main ke Anyer pas malam pergantian tahun? Eh, itu juga kalo A Noval gak sibuk. Kalo sibuk juga gpp. Jangan paksain, A. Ntar Vio yang gak enaknya.
Fuih! Si Putri Duyung mengajakku tahun baruan di Anyer? Mungkinkah ini akan menjadi awal yang baik dari hubungan kami selanjutnya? Ah. Aku tak berani bermimpi. Takut jatuh bila tak sesuai harapan.
Lha, sekarang giliran A Noval yang diam.
Gadis itu... Pintar juga membalikkan kata-kata. Ih.