"Wah, wah, Icha ngambek nih! Bisa-bisa aku nggak diizinkannya meminjam catatan kuliah buat persiapan UTS yang tinggal seminggu lagi."
Hm... sadar juga kamu akhirnya, Ndra.
"Oke. Mau minjam catatan apa nih? Biar bisa kuambilkan ke dalam," tawarku yang entah mengapa ingin segera mengakhiri pertemuan sore ini. Jantungku berdegup kencang manakala berserobok pandang dengan matamu. Apalagi melihatmu tersenyum, oh Tuhan, apakah debaran hatiku ini terdengar jelas olehmu? Tapi, tunggu! Mengapa matamu tampak sayu, Ndra? Apa yang tengah terjadi padamu?
"Aku pinjam semua catatanmu deh. Kan kamu tahu sendiri, Cha. Udah sebulan ini aku bolos kuliah. Entar takutnya, kalo aku nggak minjam catatanmu, aku nggak bisa jawab soal-soal UTS lagi."
"Oh, begitu!" aku hanya menjawab singkat. Sedang pikiranku entah melayang kemana-mana.
"Hallooo... Icha! Yah, dia melamun. Lagi mikirin siapa sih? Oh, jangan-jangan lagi ngelamunin si Robin, ya. Hm... dengar-dengar katanya Robin akan mengajakmu tunangan setelah wisuda nanti ya. Wow, selamat atuh!" Kamu mencoba menjabat tanganku, namun segera kutepis kasar.
"Sejak kapan seorang Hendra berubah menjadi biang gosip, hey!" teriakku sambil melotot ke arahmu. Kulihat kamu hanya menatapku nanar dan tampak bingung. "Tahu apa sih kamu tentang hubunganku dengan Robin? Hah!" Napasku sampai terengah-engah menahan gejolak emosi yang hendak meledak. Lagi, kamu hanya diam sambil tetap menatapku dengan pandangan bingung dan sukar kupahami. Aaarrrgghh! Mengapa kamu harus membahas nama orang lain di hadapanku sih, Ndra? Huh!
"Maaf!" Hanya itu yang akhirnya keluar dari mulutmu. Dan aku? Aku terlanjur berlari masuk ke dalam rumah dan membiarkanmu seorang diri di luar sana.
***
UTS hari pertama berlangsung hari ini. Ruangan kelas yang biasanya sepi, pagi ini tampak penuh oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Bioekologi. Keriuhan kecil terjadi di mana-mana. Masing-masing mahasiswa sibuk membentuk kelompok-kelompok kecil sambil mendiskusikan bahan kuliah yang akan diuji nanti.
Kulirik Casio Watch yang melingkar manis di pergelangan tangan kiriku. Arloji ini merupakan pemberian darimu, Ndra, sebagai hadiah ulang tahunku yang ke 20 setahun silam.