Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Permintaan Hendra

12 November 2019   15:58 Diperbarui: 13 November 2019   05:05 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

"Cie cie.... Romantis juga Kakak iparku ini. Oke deh, Kakak Icha yang cantik, Adik iparmu yang ganteng ini akan segera memasuki istana indah tempat...."

Belum sempat Hari menyelesaikan kalimatnya, segera saja kupotong sambil berteriak, "Jangan lupa motornya sekalian. Kak Icha nggak tanggung lho kalo motornya entar hilang."

"Aduh, bawel amat yah tuan rumahnya," gerutu sebuah suara yang tak lain adalah kamu, Ndra. Aku tersenyum mendengarnya.

Selang beberapa menit, dua sosok kakak-beradik beserta motor sportinya pun akhirnya memasuki halaman rumahku yang tak begitu luas.

"Beres kan, Bang, tugasku. Aku tuh ke sini sebenarnya mau ngapelin Yayang Tiwi. Adakah dia di dalam, Kakak iparku?" Kerlingan mata Hari jelas-jelas membuatku melongo. Aduh, dasar ABG narsis! Aku sampai menepuk jidatku saking geram melihat tingkahnya. Tapi bukan Hari namanya, kalau takkan cuek bebek seperti itu.

Selepas Hari masuk ke dalam rumah, kupersilakan kamu duduk.

"Tumben nih, seorang Hendra bersedia bertandang main ke rumahku yang tampak sederhana ini. Ada apakah gerangan sebabnya?" Namun kulihat kamu malah tertawa terbahak-bahak.

"Huahahaha.... Virusnya Hari ternyata udah nyebar ke Icha. Aduuuhhh... sejak kapan ya Icha jadi sok berpuitis-ria kayak gini?"

Ups! Segera kusadari kebodohanku itu. Aduh, gara-gara Hari si pujangga narsis nih! Aku pun jadi ikut tertawa bersamamu.

"Well, to the point aja deh! Tumbenan kamu main ke rumahku, Ndra. Ada yang bisa kubantu?"

"Yeyeye... sekarang Icha berubah menjadi seorang resepsionis." Kembali kulihat kamu nyengir dan memamerkan gigi putihmu yang rapi. Aku hanya cemberut memandangmu. Sebal!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun