Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[Fantasi] Dalam Sangkar Emas

12 Maret 2017   14:07 Diperbarui: 12 Maret 2017   14:36 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya, kau kan mengaku sebagai penyayang binatang dan berjanji akan merawat mereka dengan telaten, memberi makan mereka dengan teratur, memperhatikan semua kebutuhan mereka, tapi nyatanya apa? Kau malah menyia-nyiakan mereka. Sudahlah mereka tak diberi makan, diperhatikan pun tidak. Kau malah asyik dengan duniamu, bermain dan bermain, tugas pe-er selalu lupa. Kau itu sungguh jahat sama binatang, Bella!"

Bella benar-benar kaget mendengar semua penuturan Peri Biru. Ia sungguh tak menyangka kalau Peri Biru mengetahui semua perbuatannya terhadap Pepito dan Kiko. Tiba-tiba saja Bella teringat pada kedua binatang peliharaannya yang sering disia-siakannya. Selama ini yang mengurusi dan memberi makan mereka itu Mbok Sum atau bila tidak Mama. Teringat lagi kata-kata Mama yang tak pernah bosan menegurnya untuk merawat binatang-binatang peliharaannya.

"Kau tahu, Bella. Bukan mereka yang ingin menjadi binatang peliharaanmu. Tapi kau yang selalu merengek minta dibelikan binatang peliharaan. Mereka tak bisa mengurus diri mereka sendiri, Bella. Karena apa? Karena mereka binatang peliharaan. Jadi, wajar jika mereka menuntut perhatianmu dan kau harus bertanggung jawab terhadap kehidupan mereka."

Bella tergugu. Tak bisa membantah omongan Peri Biru. Merasa terpojok dan hanya mampu menyesali perbuatannya. Berharap dapat menebus semua kesalahannya. Dan tiba-tiba....

Cling!

Bella telah kembali berada di dalam kamarnya. Terjaga dari tidurnya dengan peluh membanjiri seluruh tubuhnya. Ia tampak ketakutan. Bulir-bulir air mata mulai membasahi pipi chubby-nya. Dengan napas terengah-engah, Bella pun akhirnya berteriak keras, "Mamaaa...."

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun