"Alya, tunggu!"
Sebuah suara barithon dari arah belakang ruangan kontan menghentikan langkah Alya. Ia yang telah bersiap-siap keluar ruangan pun memalingkan wajahnya ke arah sumber suara. "Ah, senyum itu lagi!" desis suara hati Alya yang berdegup tak karuan.
"Mau ke mana? Hujan lho di luar?" tanya si Barithon lagi saat telah sampai di sisi meja Alya. Mata elangnya menatap Alya yang sejak tadi berusaha menekan desiran aneh hatinya.
"Hm... memangnya kenapa? Aku bawa payung kok." Alya balik bertanya, setelah berhasil menekan perasaannya.
"Masih ada UTS (Ujian Tengah Semester) lagi hari ini?"
Alya menggeleng.
"Ya udah. Mau temani aku makan siang?"
Hah?! Alya melotot. Tidak salahkah pendengarannya ini?
"Hei, kenapa melotot?" Si Barithon menepuk pundak Alya sehingga membuat gadis itu kelabakan.
"Eh, nggak kok. Ayo, kita ke kantin!" ujar Alya segera. Payung lipat yang sejak tadi dipegangnya dengan cepat beralih ke tangan si Barithon. Kemudian, mereka pun berpayungan berdua menuju kantin fakultas.
***
Sesampai mereka di kantin, tempat duduk di kantin itu ternyata hanya tinggal satu. Itu pun berada di tengah-tengah ruangan. Karena tak ada pilihan lain, akhirnya mereka sepakat menuju ke sana.
Dan pasca pesanan makan siang mereka datang...
"Al, maafkan aku, ya?" Tiba tiba saja si Barithon telah menarik tangan Alya ke dalam genggamnya.
Alya yang baru saja hendak menikmati makan siangnya jelas saja kaget. "Eh, apaan sih ini?" Segera, ia mencoba menarik lagi tangannya. Tapi sial, genggaman si Barithon begitu kuat. "Kamu ini kenapa sih?"
Si Barithon menatap Alya. "Aku cuma pengen minta maaf ke kamu. Mungkin selama ini aku terlalu cuek sama kamu, sampai-sampai aku tak menyadari sinyal yang kamu berikan ke aku."
Alya tercengang. "Jadi dia tahu tentang perasaanku ini?"Â Batin Alya bersuara.
"Tapi, maafkan aku yang tak bisa membalas perasaanmu itu. Karena... karena... ah, entahlah, aku sendiri bingung menjelaskannya."
Alya makin tak paham. Tapi ia hanya mampu menatap pemilik mata elang yang telah berhasil memporakporandakan hatinya selama setahun ini.
"Al, mungkin ini adalah pertemuan terakhir bagi kita." Jeda sejenak. Si Barithon sibuk mengatur napasnya. Kemudian lanjutnya, "Desember besok aku mau ambil cuti kuliah dulu. Mungkin agak lama. Ah, entahlah!"
"Emang kamu mau ke mana?" tanya Alya tiba-tiba. Entah kenapa hatinya mendadak kacau saat mendengar si Barithon hendak cuti kuliah.
"Entahlah, aku sendiri tak tahu. Mungkin aku cuma pengen istirahat kuliah aja dan pulang ke kampung halaman."
"Tapi kan tanggung. UAS (Ujian Akhir Semester) baru akan berlangsung Februari. Habis itu libur semester. Kenapa kamu nggak ambil cuti di semester depan aja?"
Tapi hanya gelengan kepala si Barithon saja yang keluar. Itu pun tanpa disertai penjelasan yang akhirnya membuat Alya makin tak mengerti, ada apa sebenarnya dengan si Barithon?
***
"Al, lu ke mana aja sih? Ditelepon dari tadi pagi, hape lu nggak aktif-aktif?" Semprot Retno dari seberang. Alya yang memang baru mengaktifkan ponselnya ba'da maghrib hanya melongo heran.
"Lho, emangnya kenapa, No? Seharian ini gue sibuk di Kopma (Koperasi Mahasiswa), karena Kopma mau ngadain bakti sosial di akhir tahun," terang Alya panjang-lebar.
"Trus, kenapa hape lu nggak aktif?" Retno masih emosi. Ia kesal sekali tampaknya ke Alya.
"Yaaa... malas aja. Soalnya lagi riweuh di Kopma. Makanya gue matiin aja hape, takut nggak konsen pikiran gue ke acaranya Kopma."
"Dan akhirnya lu bakal menyesal seumur hidup lu, Al. Karena Yudha alias si Barithon udah nggak ada lagi sejak semalam."
"Maksud lu?"
"Yudha meninggal semalam, Al. Kata abangnya, ia kesetrum listrik saat tengah membetulkan antena tv di rumahnya di kampung. Saat itu, hujan deras disertai petir dan guntur tengah turun di sana."
Apa?! Hah?! Ponsel dalam genggaman Alya pun terlepas sudah.
"Jadi... jadi ini yang dimaksud dengan Pertemuan Terakhir itu?"
***
P.S. Terkenang seorang sahabat. :'(
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI