Sesampai mereka di kantin, tempat duduk di kantin itu ternyata hanya tinggal satu. Itu pun berada di tengah-tengah ruangan. Karena tak ada pilihan lain, akhirnya mereka sepakat menuju ke sana.
Dan pasca pesanan makan siang mereka datang...
"Al, maafkan aku, ya?" Tiba tiba saja si Barithon telah menarik tangan Alya ke dalam genggamnya.
Alya yang baru saja hendak menikmati makan siangnya jelas saja kaget. "Eh, apaan sih ini?" Segera, ia mencoba menarik lagi tangannya. Tapi sial, genggaman si Barithon begitu kuat. "Kamu ini kenapa sih?"
Si Barithon menatap Alya. "Aku cuma pengen minta maaf ke kamu. Mungkin selama ini aku terlalu cuek sama kamu, sampai-sampai aku tak menyadari sinyal yang kamu berikan ke aku."
Alya tercengang. "Jadi dia tahu tentang perasaanku ini?"Â Batin Alya bersuara.
"Tapi, maafkan aku yang tak bisa membalas perasaanmu itu. Karena... karena... ah, entahlah, aku sendiri bingung menjelaskannya."
Alya makin tak paham. Tapi ia hanya mampu menatap pemilik mata elang yang telah berhasil memporakporandakan hatinya selama setahun ini.
"Al, mungkin ini adalah pertemuan terakhir bagi kita." Jeda sejenak. Si Barithon sibuk mengatur napasnya. Kemudian lanjutnya, "Desember besok aku mau ambil cuti kuliah dulu. Mungkin agak lama. Ah, entahlah!"
"Emang kamu mau ke mana?" tanya Alya tiba-tiba. Entah kenapa hatinya mendadak kacau saat mendengar si Barithon hendak cuti kuliah.
"Entahlah, aku sendiri tak tahu. Mungkin aku cuma pengen istirahat kuliah aja dan pulang ke kampung halaman."