Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Es Campur Mang Jejen

14 Januari 2016   09:59 Diperbarui: 15 Februari 2017   16:40 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hei, kok bengong aja kalian? Ayo, duduk. Dan nikmatilah es campur Mang Jejen ini," promosi Dini sambil tersenyum kepada adik kembarnya. Andra dan Andri pun akhirnya duduk di bangku panjang berhadapan dengan Sang Kakak.

"Permisi... ini pesanan es campurnya. Silakan dinikmati!" sapa seorang laki-laki muda yang mengantarkan pesanan mereka.

"Wow, asyik!" Andri tampak tak sabar lagi untuk menikmati semangkuk es campur miliknya. "Kakak, lihat. Es campurnya pake es serut. Padahal kalo di tempat lain paling hanya pake bongkahan es aja," cerocos Andi saking senangnya. Andra hanya bengong melihat reaksi saudara kembarnya.

"Itulah kenapa Kakak ingin sekali mengajak kalian ke sini. Karena dulu saat Ibu masih ada, beliau suka sekali mengajak Kakak kemari setelah lelah menemani Ibu berbelanja." Pandangan Dini pun menerawang jauh. Terbayang sudah semua kenangannya bersama Ibu di warung tenda ini.

Melihat Dini yang murung, buru-buru Andra dan Andri menggenggam erat tangan kakak semata wayang mereka seraya berkata, "Kakak...."

Ya, Andra dan Andri hanya tak ingin suasana hati mereka yang tengah berbahagia menikmati semangkuk es campur Mang Jejen menjadi runyam hanya karena Dini terkenang akan almarhumah Sang Ibu.

***

*) Horeeey.... akhirnya tantangan RTC ala Mbak Wahyu Sapta berhasil juga aku eksekusi. Ditunggu krisannya ya, manteman. Hatur nuhun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun