"Hei, kok bengong aja kalian? Ayo, duduk. Dan nikmatilah es campur Mang Jejen ini," promosi Dini sambil tersenyum kepada adik kembarnya. Andra dan Andri pun akhirnya duduk di bangku panjang berhadapan dengan Sang Kakak.
"Permisi... ini pesanan es campurnya. Silakan dinikmati!" sapa seorang laki-laki muda yang mengantarkan pesanan mereka.
"Wow, asyik!" Andri tampak tak sabar lagi untuk menikmati semangkuk es campur miliknya. "Kakak, lihat. Es campurnya pake es serut. Padahal kalo di tempat lain paling hanya pake bongkahan es aja," cerocos Andi saking senangnya. Andra hanya bengong melihat reaksi saudara kembarnya.
"Itulah kenapa Kakak ingin sekali mengajak kalian ke sini. Karena dulu saat Ibu masih ada, beliau suka sekali mengajak Kakak kemari setelah lelah menemani Ibu berbelanja." Pandangan Dini pun menerawang jauh. Terbayang sudah semua kenangannya bersama Ibu di warung tenda ini.
Melihat Dini yang murung, buru-buru Andra dan Andri menggenggam erat tangan kakak semata wayang mereka seraya berkata, "Kakak...."
Ya, Andra dan Andri hanya tak ingin suasana hati mereka yang tengah berbahagia menikmati semangkuk es campur Mang Jejen menjadi runyam hanya karena Dini terkenang akan almarhumah Sang Ibu.
***
*) Horeeey.... akhirnya tantangan RTC ala Mbak Wahyu Sapta berhasil juga aku eksekusi. Ditunggu krisannya ya, manteman. Hatur nuhun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H