Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Es Campur Mang Jejen

14 Januari 2016   09:59 Diperbarui: 15 Februari 2017   16:40 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

"Sssttt... Andra, kamu haus nggak?" bisik Andri kepada saudara kembarnya, Andra, saat melintas di depan sebuah gerobak es campur. Siang itu udara memang terasa panas sekali, sehingga kedua bocah berusia sembilan tahun itu mau tak mau harus menelan ludah berkali-kali agar kerongkongan mereka tak kering.

"Aku juga haus, Ndri," balas Andra, tentunya sambil berbisik juga. Ia tak ingin perempuan yang berjalan di depan mereka mendengar obrolan itu.

Tapi terlambat. Perempuan itu telah lebih dulu membalikkan badannya dan menatap tajam ke arah kedua bocah kembar itu. "Kalian haus ya?" tanya perempuan itu dan langsung dijawab dengan anggukan mantap Andri. "Lha, kan Kakak udah bilang dari tadi. Ini pasar, bukan mal. Dan kita ke sini itu untuk belanja kebutuhan kita sehari-hari, ditambah kudu membeli kebutuhan sekolah kalian juga, kan? Tapi kalian tetap aja ngotot pengen ikut. Eh, sekarang malah mengeluh. Fuih!" Perempuan bernama Dini, yang tak lain adalah kakak si kembar, hanya mampu menghembuskan napasnya.

"Maafkan kami, Kak. Bukannya kami mengeluh. Tapi kan kita dari tadi udah putar-putar pasar, jadi istirahat sejenak apa salahnya?" Andra memberikan alasan.

"Iya, Kak. Apalagi kalo istirahatnya sambil minum es campur."

Glek! Andri yang sejak tadi sudah ngiler melihat es campur tak lagi mampu menahan hasratnya.

"Oke, oke. Kita istirahat. Tapi tentunya setelah kita mampir ke toko seragam dulu. Ingat, seragam sekolah kalian udah pada usang dan kekecilan kan?" Dini yang berwatak keras tetap memberikan syarat kepada si kembar dan segera dijawab anggukan lemah dari kedua adiknya itu.

***

"Nah, kita udah sampe, nih," sorak Dini, saat mereka bertiga memasuki sebuah warung tenda berwarna biru bertuliskan "Es Campur Mang Jejen, Raos Pisan Euy". Warung ini terletak tak jauh dari toko seragam "Juwita", tempat mereka membeli seragam sekolah tadi.

Andra dan Andri yang memang baru kali pertama ke sana hanya melongo saja. Hm, apa istimewanya es campur di sini? Dilihat dari luar, warung tenda ini tampak biasa saja. Bahkan, saat menginjakkan kaki ke dalam, semuanya tampak seperti warung tenda pada umumnya. Lantas, kenapa Dini ngotot untuk mengajak mereka ke sini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun