Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Detik Terakhir

12 Januari 2016   15:38 Diperbarui: 13 Januari 2016   09:37 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Assalamu alaikum. Bu Pram...." Terdengar ketukan dan salam dari luar rumah. Aku tersentak lagi. Kulirik jam yang menempel di dinding kamarku. Masya Allah, siapa pula yang bertamu subuh-subuh begini? Hatiku mendadak cemas. Kugigit bibir bawahku dan kuingat-ingat lagi mimpiku semalam.

Tok tok tok....

"Assalamu alaikum, Bu Pram?" Terdengar ketukan dan salam untuk kedua kalinya. Tak ingin membuat tamuku menunggu lama, segera kuganti daster yang kukenakan dengan gamis hijau yang tergantung di belakang pintu kamar. Kuraih pula jilbab putih panjangku dan kuusap mukaku lewat cermin yang ada di kamar. Dengan setengah berlari, aku keluar kamar dan membuka pintu utama rumah.

"Wa alaikum salam. Eh, Pak RT. Ada apa ya, Pak?" Sungguh terkejut aku mendapati siapa tamuku subuh itu. Pak RT bersama Satpam perumahanku dan dua laki-laki asing yang tak kukenal sama sekali.

"Boleh kami duduk dulu, Bu Pram?" tawar Pak RT kepadaku dan segera kujawab dengan anggukan kepala.

"Mari, Bapak-bapak. Silahkan masuk...." Kupersilahkan tamu-tamuku untuk masuk dan duduk di sofa ruang tamu. "Maaf, ada apa ya Pak, subuh-subuh begini ke rumah saya?" tanyaku dengan wajah penuh kecemasan. Aku takut telah terjadi sesuatu dengan suamiku.

"Hm... begini, Bu Pram," ujar Pak RT mengawali pembicaraannya. Kemudian menoleh ke arah dua laki-laki asing yang tak kukenal sama sekali, "O ya Bu, kenalkan. Ini Pak Suep dan Pak Idrus. Mereka itu Tim SAR yang semalam menyusuri tanggul di dekat perumahan kita ini, Bu Pram," jelas Pak RT kepadaku.

 
"Tim SAR? Memang apa yang telah terjadi di tanggul itu, Pak RT?" tanyaku penasaran. Perasaanku mengatakan pasti ini ada hubungannya dengan suamiku. Dan ternyata dugaanku tak salah.

Pak RT dan orang-orang dari Tim SAR itu saling berpandangan. Terdengar helaan pendek napas mereka. Kemudian Pak RT pun berkata, "Begini, Bu. Semalam itu kami mendapat kabar ada orang yang kecemplung ke dalam tanggul dekat perumahan kita ini. Setelah diselidiki, ternyata itu adalah suami Ibu. Dari keterangan para saksi, saat kejadian, suami Ibu tengah duduk di pinggiran tanggul sambil memainkan kakinya. Katanya sih sedang menunggu ojek. Tiba-tiba sepatunya lepas. Dan saat akan mengambil sepatunya itu, malang, ia terjungkal ke belakang dan hanyut ke dalam tanggul."

Ya Allah, jadi ini maksud dari mimpiku semalam?Tubuhku menjadi limbung. Secara mengejutkan, aku tiba-tiba tak sadarkan diri.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun