"Hidup yang hakiki adalah hidup yang dilalui dengan zikir, ibadah, dan pelayanan kepada sesama. Setiap detik dalam hidup ini adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah."
(Ibn Qayyim, Al-Fawaid)
7. Kesimpulan: Membangun Kehidupan yang Hakiki
Kehidupan hakiki di mata Allah adalah kehidupan yang berjalan sesuai dengan tujuan utama penciptaan manusia, yaitu untuk mengabdi kepada-Nya. Kehidupan yang bermakna adalah kehidupan yang seimbang, yang mengutamakan nilai-nilai agama, berusaha menjadi khalifah yang baik, dan selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah, amal baik, dan sabar. Keberkahan hidup akan diraih oleh mereka yang menjadikan Allah sebagai pusat tujuan hidupnya.
Dengan menjaga niat yang ikhlas, berusaha menjalani kehidupan dengan baik, serta terus berusaha untuk memperbaiki diri, kita dapat meraih kehidupan yang penuh makna dan keberkahan yang hakiki menurut Allah.
Referensi:
- Al-Qur'an, Surah Adh-Dhariyat: 56
- Al-Qur'an, Surah Al-Qasas: 77
- Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah: 30
- Hadis Sahih Bukhari dan Muslim
- Imam Al-Ghazali, Ihya' Ulum al-Din
- Ibn Qayyim Al-Jawziyya, Al-Fawaid
Kehidupan Hakiki di Mata Allah: Membangun Hidup yang Penuh Makna dan Keberkahan
Ali Mutaufiq, S.E., M.M, CAIA., CODS
Kehidupan adalah anugerah terbesar yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap makhluk-Nya. Dalam pandangan Islam, kehidupan bukanlah sekadar untuk memenuhi kebutuhan duniawi, tetapi memiliki tujuan yang lebih dalam, yaitu untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Makna kehidupan yang hakiki menurut Allah dapat ditemukan melalui pemahaman yang benar mengenai tujuan hidup, peran manusia sebagai khalifah di muka bumi, serta cara-cara yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya.
1. Tujuan Hidup dalam Perspektif Islam
Menurut ajaran Islam, tujuan hidup manusia adalah untuk menyembah dan mengabdi kepada Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mengabdi kepada-Ku."
(QS. Adh-Dhariyat: 56)