Ayat ini mengajarkan kita untuk mengonsumsi sumber daya alam secara moderat dan tidak boros, sejalan dengan prinsip ekonomi hijau yang menekankan efisiensi dan keberlanjutan.
Selanjutnya, dalam konteks perlindungan harta (hifz al-mal), Islam mengajarkan pentingnya menjaga kekayaan alam untuk generasi mendatang. Dalam hal ini, penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan inovatif dapat membantu menciptakan kekayaan yang tidak hanya bermanfaat bagi generasi saat ini tetapi juga untuk masa depan.
Hadis yang Mendukung Konsep Ekonomi Hijau
Nabi Muhammad SAW juga memberikan teladan mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan menggunakan sumber daya alam secara bijaksana. Salah satu hadis yang relevan adalah:
"Jika kiamat telah datang dan di tangan salah seorang dari kalian ada bibit pohon, maka tanamkanlah." (HR. Ahmad)
Hadis ini menunjukkan pentingnya menjaga alam, bahkan di saat-saat yang paling genting sekalipun. Dalam konteks ini, penggunaan teknologi untuk melestarikan alam dan mengurangi kerusakan lingkungan sangat sejalan dengan ajaran Islam.
Selain itu, dalam hadis lainnya disebutkan:
"Sesungguhnya bumi ini adalah milik Allah, dan kalian adalah pengelola-pengelolanya." (HR. Bukhari)
Hadis ini menegaskan bahwa manusia memiliki tanggung jawab untuk mengelola bumi dengan bijaksana, menjaga keseimbangan alam, dan tidak merusak lingkungan, yang sejalan dengan prinsip ekonomi hijau yang bertujuan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
Pembangunan Berkelanjutan dalam Konteks Islam
Pembangunan berkelanjutan adalah konsep yang mengacu pada upaya untuk memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam Islam, pembangunan berkelanjutan sejalan dengan prinsip tawhid (keesaan Allah) yang mengajarkan bahwa segala sesuatu di bumi ini adalah amanah yang harus dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.