Mohon tunggu...
Ali Mutaufiq
Ali Mutaufiq Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Menulis Artikel kehidupan dan Umum

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengutamakan Kebaikan dan Menghindari Fitnah dalam Perspetif Islam

30 Desember 2024   06:15 Diperbarui: 30 Desember 2024   06:15 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hadis ini mengingatkan umat Islam untuk menjaga lisan dan tidak mudah menghakimi orang lain, karena fitnah dapat berakibat fatal. Rasulullah SAW mengajarkan agar kita tidak mengklaim atau menuduh seseorang dengan label yang buruk tanpa bukti yang jelas, karena hal ini dapat merusak reputasi dan menyebabkan perpecahan.

3. Pendapat Para Ulama tentang Kebaikan dan Fitnah

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya' Ulum al-Din menjelaskan bahwa fitnah adalah ujian yang dapat merusak hati seseorang, dan salah satu cara terbaik untuk menghindarinya adalah dengan mengutamakan kebaikan, yaitu dengan menahan diri dari berkata-kata buruk, dan selalu berusaha menyebarkan perdamaian serta saling menasihati dalam kebaikan.

Ibnu Hajar Al-Asqalani, seorang ulama besar, menjelaskan bahwa Rasulullah SAW sangat berhati-hati dalam perkataan dan perbuatan untuk menghindari fitnah, terutama dalam menghadapi orang-orang yang bermaksud jahat. Menurutnya, seorang Muslim harus berusaha untuk tidak terlibat dalam gosip atau menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya.

Imam Nawawi dalam kitab Al-Minhaj menegaskan bahwa perbuatan baik harus dimulai dengan hati yang bersih dan niat yang ikhlas. Menghindari fitnah adalah bagian dari menjaga diri agar tidak terjerumus dalam dosa besar yang dapat merusak hubungan sosial.

4. Mengutamakan Kebaikan untuk Mencegah Fitnah

Dalam ajaran Islam, mengutamakan kebaikan adalah cara yang paling efektif untuk menghindari fitnah. Jika setiap individu berusaha untuk berbuat baik, saling menghormati, dan menjaga ucapan, maka fitnah akan lebih mudah dihindari. Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa berkata-kata dengan bijak dan tidak menyebarkan keburukan adalah cara terbaik untuk menjaga keharmonisan dan mencegah fitnah.

Kesimpulan

Islam mengajarkan pentingnya mengutamakan kebaikan dan menghindari fitnah dalam kehidupan sosial. Mengutamakan kebaikan berarti memberikan manfaat bagi orang lain, berusaha berbicara dengan penuh kasih, dan melakukan perbuatan yang mengarah pada kebaikan bersama. Menghindari fitnah berarti tidak menyebarkan kebohongan, tidak menggunjing, dan menjaga lisan dari perkataan yang dapat merusak keharmonisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun