"Sesungguhnya, sebaik-baik di antara kamu adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Ahmad)
Hadis ini menegaskan bahwa kebaikan dalam Islam bukan hanya sekadar berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi lebih utama adalah berbuat baik kepada orang lain. Rasulullah SAW menekankan bahwa seseorang yang memberi manfaat kepada orang lain adalah yang terbaik di mata Allah.
2. Fitnah dalam Perspektif Islam
Fitnah berasal dari bahasa Arab yang berarti ujian atau cobaan, namun dalam konteks sosial, fitnah sering merujuk pada tuduhan yang tidak benar, penyebaran informasi palsu, atau kata-kata yang bisa menyebabkan kerusakan atau permusuhan antar individu. Fitnah sangat dilarang dalam Islam, karena dapat merusak keharmonisan dan mengakibatkan kerusakan yang besar bagi masyarakat.
Ayat Al-Qur'an tentang Fitnah
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat (49:12):
"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Adakah di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentu kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12)
Ayat ini dengan jelas melarang umat Islam untuk melakukan fitnah, menggunjing, atau mencari-cari aib orang lain. Allah menyamakan orang yang menyebarkan fitnah dengan orang yang memakan daging saudaranya yang telah mati, sebuah gambaran yang sangat buruk dan menjijikkan. Fitnah dapat merusak hubungan antar umat manusia dan mendatangkan dosa besar.
Hadis tentang Menghindari Fitnah
Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang mengatakan kepada saudaranya 'Wahai kafir!', maka salah satu dari keduanya itu akan kembali kepada yang benar, jika tidak demikian maka perkataan itu akan kembali kepada orang yang mengatakannya." (HR. Muslim)