UMKM, khususnya yang berfokus pada teknologi, seringkali kesulitan untuk mengakses pembiayaan yang dibutuhkan untuk berinvestasi dalam teknologi canggih. Bank dan lembaga keuangan umumnya lebih memilih untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan besar, sementara UMKM sering dianggap berisiko tinggi.
Menurut Bank Indonesia, sekitar 50% UMKM di Indonesia tidak memiliki akses yang memadai terhadap layanan perbankan. Padahal, dengan modal yang cukup, UMKM bisa berinvestasi dalam teknologi yang akan mendukung keberlanjutan dan pengembangan bisnis mereka.
c. Infrastruktur Teknologi yang Belum Merata
Meskipun Indonesia mengalami perkembangan infrastruktur teknologi, masih ada ketimpangan antara wilayah urban dan rural. Di beberapa daerah, akses terhadap internet cepat dan teknologi canggih masih terbatas, yang menghambat kemampuan UMKM untuk mengadopsi teknologi digital.
Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi internet di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 77%, namun wilayah luar Jawa masih memiliki tantangan dalam mengakses teknologi dan infrastruktur digital.
4. Teori yang Relevan
Untuk memahami dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap UMKM di Indonesia, beberapa teori ekonomi dan manajemen bisnis dapat digunakan, antara lain:
a. Teori Inovasi Terbuka (Open Innovation)
Teori ini menyatakan bahwa inovasi tidak hanya datang dari dalam perusahaan, tetapi juga dapat datang dari luar perusahaan. UMKM teknologi dapat memanfaatkan kolaborasi dengan perusahaan besar atau startup lain dalam mengembangkan produk dan layanan baru. Dengan mengadopsi konsep inovasi terbuka, UMKM dapat mempercepat adopsi teknologi dan menghasilkan solusi yang lebih inovatif.
b. Teori Disruptif (Disruptive Innovation)
Teori ini menjelaskan bagaimana teknologi baru dapat mengubah pasar yang sudah ada. UMKM teknologi yang mengadopsi teknologi canggih akan mampu menciptakan produk atau layanan yang lebih murah dan lebih efisien, yang dapat menggantikan pemain lama di pasar. Ini membuka peluang besar bagi UMKM untuk bersaing dengan perusahaan besar.