Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, ekonomi Islam mengarahkan untuk tidak ada satu individu pun yang hidup dalam kemiskinan ekstrim atau terpinggirkan dalam masyarakat.
3. Pentingnya Tanggung Jawab dalam Pengelolaan Kekayaan
Kekayaan dalam pandangan Islam tidaklah dimiliki oleh individu secara mutlak. Setiap harta yang dimiliki adalah titipan dari Allah yang harus dikelola dengan amanah. Kekayaan harus digunakan untuk kemaslahatan umum, bukan untuk menambah keserakahan pribadi atau kelompok tertentu.
Ayat Al-Qur'an:
"Dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta kalian, yang Allah telah memberikan kepada kalian sebagai pemeliharaan."
(QS. An-Nisa [4]: 8)
Hadis:
"Sesungguhnya setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang dipimpinnya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, sistem ekonomi Islam mengajarkan bahwa kekayaan yang ada harus dikelola secara transparan, berkeadilan, dan berfokus pada kepentingan masyarakat banyak, bukan hanya untuk segelintir orang.
4. Pembangunan yang Berkelanjutan dan Tidak Merusak Alam
Maqoshid Syari'ah juga mengarahkan kepada pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana, menghindari eksploitasi yang merusak lingkungan. Islam mengajarkan bahwa kesejahteraan materi harus selaras dengan pemeliharaan lingkungan dan kelestarian alam, karena kerusakan alam akan merugikan umat manusia itu sendiri.
Ayat Al-Qur'an: