Di setiap sikap perenungannya, Dhyani Buddha melahirkan Dhyani Bodhisatwa yang jika diperincikan seperti: Wairocana melahirkan Samantabhadra, Aksobhya melahirkan Wajrapani, Amoghasiddha melahirkan Wiswapani, Ratnasambhawa melahirkan Ratpani, dan Amitabha melahirkan Awalokiteswara.Â
Dhyani Bodhisatwara adalah pencipta alam bendawi, adapun alam bendawi saat ini merupakan hasil ciptaan Awalokiteswara yang dimana diutus oleh Dhyani Buddha Amitabha.Â
Dalam upaya menyampaikan ajaran Darma kepada manusia, Dhyani Bodhisatwa memberi pancaran energi terhadap Manusia Buddha sebagai Guru yang diutus oleh Dhyani Bodhisatwa. Pancaran energi tersebut antara lain: Krakuccanda, Kanakamuni, Kasyapa, Sakyamuni, dan Maitreya.
Ciri Ikonografi Dhyani BuddhaÂ
Arca Dhyani Buddha memiliki ciri ikonografi umum yang dimana setiap arca mempunyai mudra (sikap tangan) yang berbeda. Namun memiliki gambaran pengarcaan yang sama yakni memberi kesan yang bersahaja yang teralisasikan dalam wujud busana dan aksesoris. Umumnya pada pundak dan tangan kanan dibalut dengan kesaya (jubah tanpa yang tidak menutupi seluruh tubuh) dan pundak hingga dada serta tangan kiri terbuka tanpa ditutupi jubah. Selain itu gambaran bersahaja juga tampak pad kepalanya yang tanpa mahkota.Â
Kemudian pada telinganya digambarkan melebar dan memanjang yang melambangkan Maha mendengar. Pada kelopak matanya setengah terpejam yang pandangannya fokus terhadap hidung. Birbirnya sedikit memberikan senyuman. Terdpat tonjolan bulat kecil diantara kedua keningnya yang biasanya disebut dengan urna.Â
Dilehernya terdapat tiga garis bersejajar yang secara simbolik bermakna kesabaran. Pada bagian kakinya bersila dengan kedua telapak kaki menghadap keatas dan masing-masing menumpang paha yang berlawanan.Â
Cara duduk seperti ini dilakukan ketika sedang semedi yang diistilahi dengan wajraprayanka atau vjrasana. Arca dhyani buddha digambarkan duduk disinggasana yang berbentuk seperti bunga teratai merah mekar yang disebutdengan padmasana. Tidak hanya itu, arca dhyani buddha memiliki ciri khusus yang terletak di mudra-nya. Mudra adalah gestur atau sikap yang bersifat simbolik atau ritual di Hinduisme dan Buddha.Â
Kesimpulan
Arca dhyani buddha merupakan salah satu peninggalan dari kerajaan majapahit yang ditemukan di candi Sanggrahan pada tahun 1908 dari laporan Knebel mengenai ditemukannya 5 arca dhyani buddha.Â
Kemudia 5 arca tersebut di relokasikan ke museum daerah Tulungagung dengan alasan keamanan dan perawatan, karena pada tahun 1999-2000an marak terjadinya perusakan peninggalan bersejarah di Jawa Timur, tak terkecuali Tulungagung.Â