Mohon tunggu...
Ali Manshur
Ali Manshur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Independen

Hanya menyalurkan rasa gabut dengan menyajikan konten yang berbau masa lalu yang dimana membuat anda akan gamon (gagal move on). Jika ada kritik atau saran silahkan dan sangat dianjurkan. Mari belajar bersama bermanfaat kepada orang lain, walau hanya dengan kata. Matur thank you

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lima Arca Dhyani Buddha di Museum Daerah Tulungagung

18 Desember 2022   09:54 Diperbarui: 18 Desember 2022   10:09 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Gambar hasil foto sendiri di museum daerah Tulungagung pada tanggal 1 Desember 2022

Penjelasan Singkat Mengenai Tathagata Dalam Mahayana Buddhis

Istilah tatagatha berasal dari aksara Devanagari: ta-tha-ga-ta; pali dan sansakerta: Tathagata -- adalah istilah yang oleh Siddhartha Gautama dupakai untuk menyebut dirinya sendiri ketika masih hidup sebagai Manusia Buddha. Secara harfiah kata tersebut memiliki arti: Ia yang demikian pergi (Tathagata, demikian = tatha, pergi = pergi). 

Namun ada juga yang mengartikan: Ia yang demikian datang (Tatha-agata: demikian = tatha, datang = agata). Tathagata merupakan salah satu gelar yang sering digaungkan oleh Buddha (Siddhartha Gautama) ketia merujuk pada dirinya sendiri. 

Siddhartha Gautama merupakan salah satu dari banyaknya yang dimasa lalu dan masa depan akan mengalami pencerahan dan mengajari orang lain bagaimana cara mencapainya. 

Dari cara pandang tersebut, terdapat beberapa Buddha baik yang kini, yang lalu, maupun yang akan datang. Konsep trikala yakni tiga bagian waktu: masa kini, lalu, dan masa yang akan datang turut meramaikan sistem Tathagata. Tidak hanya waktu (kala), adapun aspek area yang berupa penjuru mata angin yang ditambah satu di sentrum/pusat yang menghasilkan 4+1. 

Tathagata merupakan sistem pantheon dalam Mahayana Buddhis yang mana adalah konsepsi atau cara berfikir yang dikenal dengan konsep 'Bodhisattva', untuk saling berbagi, saling tolong menolong, saling mengasah, saling mengasuh, saling mengasih. 

Dalam Sansakerta "Mahayana" secara harfiah baerarti jendral besar, yang disebutkan untuk satu diantara dua aliran utama dalam agama Buddha dan merupakan istilah pembagian filosofi dan ajaran Sang Buddha. 

Terdapat tiga pengertian utama Mahayana, yakni: 1. Kumpulan besar dari dua tradisi agama Buddha yang terdapat saat ini, 2. Tingkat spiritual yang dikenal dengan Bodhisattvayana, Hinayana atau Shravakayana, 3. Satu diangata tiga jalan menuju pencerahan,dua diantaranya Hinayana dan Vajrayana. 

Ada tiga Kebudhaan pada Mahayana Buddhis, yakni: 1. Dhyani Buddha, 2. Dhyani Boddhisattwa, dan 3. Manusi Buddha. Dari filosofi Mahayana maka arca Buddha yang dipuja terdiri dari banyak Buddha, terdapatnya banyak Buddha tersebut dijabarkan dari ajaran lima skandha yakni lima penyusun unsur kehidupan, antara lain: 1. Rupa (tubuh, bentuk, materi, gambaran kesan), 2. Wedana (perasaan, sensasi yang diterima dari rupa), 3. Samjna (pengamatan, persepsi), 4. Samskara (aktifitas mental, kehendak), 5. Winana (kesadaran). Lima unsur ajaran tersebut juga dijumpai dalam diri Sang Buddha yang dimana setiap unsur mewakili satu tokoh Buddha yang disebut dengan 'Tathagata'.

Lima sistem Tathagata terbut antara lain: 1. Wairocana yang berarti bersinar atau yang menyinari, 2. Aksobhya yang berarti tenang atau tidak terganggu, 3. Ratnasambhawa yang berarti yang dilahirkan dari permata, 4. Amitabha yang berarti terang dan kekal, 5. Amoghasiddha yang berarti keuntungan yang tidak binasa. 

Kelima tathagata ini dalam perkembangannya dihubungkan dengan 4 penjuru mata angin dan tengan sebagai titik sentrumnya hingga membentuk dengan rincian sebagai berikut: 1. Amoghasiddha berkuasa di utara, 2. Aksobhya berkuasa ditimur, 3. Ratnasambhawa berkuasa di selatan, 4. Amitabha berkuasa di barat, 5. Wairocana berkuasa di tengah (sentrum)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun