"Apa itu?"  tanyaku penasaran seingatku tidak  meninggalkan sesuatu.  Memang dari tadi aku tidak membawa apa-apa.
"Terima kasihnya mana pak?" jawab gadis itu dengan nada gurauan.
"Yaaah, kirain apa...ok deh, terima kasih ibu cantiik"
"Sama-sama pak, ingat ya pak jangan terlambat" teriak bu Fitri melihat aku sudah meninggalkan pintu perpustakaan.
"Beres bos" kuangkat tanganku tanpa menoleh.
Sepanjang langkah menuju kelas sembilan aku merasa aneh karena belum mempunyai ide dan bingung apa yang harus aku ajarkan. Ini bukanlah bidang materi yang aku ajarkan setiap harinya. Itulah sebabnya aku agak di buat kelabakan.
Dari luar kelas terdengar anak-anak yang gaduh dan inilah kelas yang sebentar lagi akan aku masuki, Â kelas sembilan A jurusan IPS yang kebayakan adalah anak-anak yang susah di atur. Â
Aku mulai mengetuk pintu. Kubuka pintu pelan-pelan dan kupandangi anak-anak yang panik mencari tempat duduk. Mereka juga melakukan hal yang sama, pandangan aneh di berikan ke mataku.
"Maaf pak, apakah bapak tidak salah kelas? " salah satu dari mereka nyeletuk karena kegaduhan mereka yang aku usik.
"Sama sekali tidak anak-anak, sembilan A bukan? IPS?"
"Iya pak, benar " beberapa dari mereka membenarkan  pertanyaanku dengan jawaban yang tidak begitu bersemangat. Aku pernah dengar dulu ada salah satu guru baru di permalukan di kelas ini dikarenakan mempunyai postur tubuh yang pendek. Â