Industri farmasi Indonesia tentu tidakdapat mengisolasi diri dari perkembangan danpersaingan regional maupun global. Tantangandan permasalahan yang dihadapi oleh industrifarmasi akan semakin kompleks. Harmonisasiregulasi farmasi ASEAN yang disepakati akandiberlakukan pada tahun 2008 akan melahirkanpasar tunggal farmasi ASEAN. Ini membawaimplikasi yang luas dan lanskap persaingan industri farmasi akan sangat berbeda dengankeadaan sebelumnya. Produk-produk farmasi akan lebih leluasa keluar masuk diantara negaranegaraanggota ASEAN tanpa adanya barrierbaik tariff barrier maupun non- tariff barrier.Menghadapi lanskap persaingan sepertiini, perusahaan farmasi Indonesia harusmemperkuat sumberdaya yang dimilikinyaterutama aset nirwujud dan meningkatkankapabilitas dinamiknya sehingga terjadi matchingdengan dinamika tantangan eksternal yangdihadapinya.
      Kementerian Perindustrian mendorong industri farmasi nasional untuk menciptakan produk biofarmasidengan memanfaatkan sumber bahan baku alam, mengingat potensi besar yang ada di dalam negeri.Upaya ini seiring dengan langkah strategis dalam menerapkan revolusi industri 4.0 di Indonesia sekaligusmengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor berbasis kimia.Kementerin mencatat, industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional tumbuh sebesar 6,85 persen pada tahun 2017. Sedangkan, industri bahan kimia dan barang kimia termasuk didalamnya industri kosmetik dan bahan kosmetik mengalami pertumbuhan sebesar 3,48 persen. Pemanfaatan teknologi dan kecerdasan digital mulai dari proses produksi dan distribusi ke tingkat konsumen,tentu akan memberikan peluang baru guna dapat meningkatkan dayasaing industri dengan adanya perubahan selera konsumen dan perubahan gaya hidup.
      Baik itulah sedikit artikel mengenai Peran Farmasi di Era Revolusi Industri 4.0 atau di era modernisasi seperti sekarang ini. Dari artikel di atas sudah jelas bahwa peran seorang farmasis dalam perkembangan kesehatan di Indonesia sangatlah dibutuhkan. Karena  seorang farmasis merupakan lini terdepan menyangkut masalah kesehatan di negara kita ini. Tetapi ingat, seorang farmasis akan berjalan  dengan baik jika adanya bantuan dari masyarakat itu sendiri agar tidak sembarangan mengonsumsi obat,makanan/minuman,kosmetik atau sediaan farmasi lainnya.Negara kita memang negara yang masih dikategorikan sebagai negara berkembang khususnya dalam bidang kesehatan. Negara Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga dalam hal kesehatan,misalnya Singapura.Banyak masyrakat kita ketika sakit akan berobat ke singapura dikarenakan kurangnya alat-alat medis yang dapat digunakan untuk mengobati orang tersebut. Terutama lagi dalam hal pengurusan administrasi kesehatan di Singapura tidak serumit di negara kita Indonesia ini. Di Indonesia sendiri, memang memiliki obat-obat yang tergolong murah untuk masyarakat tetapi tidak diketahui komposisi atau mutu dari obat yang beredar tersebut. Oleh karenanya seorang farmasis dituntut untuk terus menciptakan obat-obat baru yang bermutu tinggi tetapi cocok dengan kantong masyarakat Indonesia.
      Demikianlah artikel ini saya buat,semoga bisa bermanfaat bagi kita semua terkhusus untuk diri saya pribadi. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H