Mohon tunggu...
Alika Adzhani
Alika Adzhani Mohon Tunggu... Penulis - an Undergraduate Business Administration Student at University of Indonesia

A student

Selanjutnya

Tutup

Money

Kelana, For Those Urban Beauties Who Wander All Day

29 Mei 2019   12:29 Diperbarui: 29 Mei 2019   12:39 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

I. PENDAHULUAN IDE PENGEMBANGAN BISNIS

Seiring dengan perkembangan zaman, kosmetik menjadi suatu ladang usaha yang terbilang besar dengan nilai pasar global mencapai US$ 500 miliar. Global Business Guide menyatakan bahwa di Indonesia, volume penjualan kosmetik di dominasi oleh permintaan yang tinggi dari masyarakat kelas menengah. Hal tersebut dibuktikan oleh riset yang dilakukan oleh Snapchat pada tahun 2016 silam, mengenai analisa data pembelian kosmetik pada perempuan millennial di Indonesia. Sampel penelitiannya terbagi ke dalam dua kelompok Sosial Ekonomi Status (SES), yaitu A&B dan C&D. Riset yang dibuat berdasarkan hasil analisa terhadap sebanyak 2.442 struk belanja perempuan millennial pada lima kota besar di Indonesia dengan rentang usia 25 hingga 34 tahun ini menemukan bahwa penjualan kosmetik didominasi oleh perempuan millennial dengan SES A&B, yakni mereka yang berasal dari masyarakat kelas menengah. 

Berbicara mengenai masyarakat kelas menengah, terlebih pada perkotaan, tingkat mobilitas yang tinggi digadang-gadang menjadi salah satu ciri yang kerap melekat pada individunya. Mobilitas yang tinggi tersebut mendorong (khususnya para perempuan urban) untuk setia membawa peralatan kosmetiknya sehari-hari di dalam tas mereka. Namun, jika mendelik lebih lama di dalam toilet umum pada mall-mall Ibu Kota, mata kita dapat dengan mudah menangkap pouch kosmetik yang sangat tidak konvensional: ukuran yang terlampau besar hingga memakan dua per tiga bagian dalam tas, serta isi yang tidak terorganisir. Acap kali, para perempuan tersebut (termasuk penulis, tentunya) merasa kewalahan dengan harus bermain petak-umpat dengan beberapa alat kosmetik berukuran kecil, seperti lip stick maupun eyeliner. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan bagian dalam dari pouch tidak terorganisir. Sehingga, harus selalu sudi menggali tumpukan kosmetik, yang tidak jarang berujung pada mengeluarkan hampir seluruh alat kosmetik hanya demi mendapatkan satu atau dua alat saja. Belum lagi, jika sedang ingin membawa tas dengan model yang ramping. Beberapa alat kosmetik harus rela ditinggalkan karena inconventional pouch yang dimiliki tersebut sudah pasti tidak akan muat.

Menawarkan nilai fungsional serta nilai artistik, Kelana hadir dengan produk andalannya, yakni organized leather make up pouch, yang akan membuat hidup perempuan urban semakin termudahkan. Make up pouch milik Kelana sendiri terbagi dalam dua ukuran yang berbeda, dengan kapasitas lebih dari sepuluh alat kosmetik mampu mendekam di dalamnya. Hal tersebut tidak lantas membuat ukurannya menggembung dan kembali memakan tempat di dalam tas. Kelana, yang terbentuk atas beberapa kata dari bahasa sansekerta yakni Cala, Kala, dan Prana, dengan makna fortune, artistic, breath of life, wanderer, akan dihadirkan dengan memberikan kemudahan serta kesan artistik for those beauties who wander all day.

II. BUSINESS MODEL CANVAS

Selanjutnya, akan dibahas secara deskriptif mengenai Business Model Canvas (BMC) dari Kelana selama lima tahun ke depan. Dengan demikian, hal tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan analisis serta perancangan model bisnis secara terstruktur. Berikut merupakan penjabaran atas elemen dari BMC.

II.1 Customer Segments

Sebagai penunjang kelangsungan serta inti dari bisnis, pelanggan yang ingin dibidik adalah mereka yang berasal dari masyarakat kelas menengah ke atas, khususnya perempuan berusia 18 hingga 45 tahun. Ciri segmentasi selanjutnya agar lebih spesifik adalah mereka yang gemar akan menggunakan kosmetik sehari-hari, dan memiliki mobilitas yang tinggi pula setiap harinya. Untuk melengkapi segmentasi pelanggan, meskipun tidak terspesifikasi, namun bisnis ini juga dapat berguna bagi mereka yang memiliki kebiasaan yang terorganisir. Dimana, seluruh perlengkapan serta peralatannya tersimpan dengan baik dan rapi, meski di dalam tas sekali pun. Selain itu, bisnis ini juga tidak menutup kemungkinan untuk melayani pasar B2B pada jangka panjangnya, seperti melakukan kerja sama dan kolaborasi dengan merek dagang kosmetik. Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasar bagi produk Kelana terletak pada: Segmented Market, dimana target pasar tersegmentasi sebagaimana yang telah dirincikan sebelumnya. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa pembeli dapat berasal dari segala kalangan serta usia, siapa saja yang merasa membutuhkan produk ini. Hal tersebut juga dapat didorong dengan harga yang masuk akal, sesuai dengan fungsi serta tampilannya yang mengikuti perkembangan zaman.

II.2 Value Propositions

Suatu bisnis dapat dikatakan memiliki value proposition atau proposisi nilai yang baik apabila mampu menjawab sekaligus menyelesaikan permasalahan yang ada, terlebih karena manfaat serta keunggulan yang ditawarkan kepada pelanggannya. Berikut merupakan beberapa poin-poin proposisi nilai yang ditawarkan oleh Kelana, sehingga pelanggan akan memilih produk Kelana dibandingkan dengan produk milik pesaing.

  1. Convenience: Kemudahan yang Kelana tawarkan akan langsung terasa secara signifikan. Dimana, pelanggan tidak perlu lagi pusing mencari sebuah lip stick ataupun eyeliner yang tertimbun oleh produk kosmetik lainnya di dalam pouch kosmetik. Karena, produk Kelana merupakan organized make up pouch, yang mana telah memiliki organizer sendiri di dalamnya. Sehingga, memudahkan pelanggan sebagai pengguna dalam menemukan kosmetik yang dicari. Selain itu, bentuknya yang ramping juga memudahkan pelanggan ketika memasukkannya ke dalam tas dengan ukuran kecil sekali pun. Meski bertubuh ramping, organized make up pouch ini dapat menyimpan hingga lebih dari 10 produk dan alat kosmetik.

  2. Design: Didasari atas segmentasi pasar yang mana merupakan perempuan dengan kelas ekonomi menengah ke atas yang diasumsikan mengikuti trend minimalist, simplicity, juga aesthetic, produk Kelana menawarkan nilai seni artistik yang terpancar pada bentuk fisik produknya, sehingga produk ini akan memiliki nilai lebih dari hanya sekedar nilai fungsional. Tidak hanya menawarkan organized make up pouch, Kelana juga menawarkan kelengkapan pada desainnya, yakni dengan personalized emboss inisial nama atau nama pelanggan pada sisi eksternal produk, sehingga terkesan lebih eksklusif. Serta, dilengkapi dengan pocket leather-framed mirror. Keduanya dihadirkan secara satu paket dengan pouch nya itu sendiri.

  3. Price: Meski mampu menghadirkan kesan eksklusif, produk yang ditawarkan oleh Kelana tetap dapat bersaing di pasar. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan kombinasi bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, dimana tidak menggunakan materil 100% leather. Selain menekan harga, penggunaan material juga berdampak pada kelenturan dan daya tahan produk (durability), serta kenyamanan dalam penggunaan.

II.3 Channels

Ketika selesai berbicara mengenai customer segmentation dan juga value proposition, langkah selanjutnya adalah membentuk channels. Channels merupakan bagaimana cara perusahaan melakukan komunikasi dengan/dan mencapai target market nya, demi menghantarkan nilai yang ditawarkan kepada pelanggan. Berikut merupakan channels yang digunakan oleh Kelana, yang mana terbagi atas lima indikator sebagai berikut.

  1. Awareness: Kelana memanfaatkan platform media sosial seperti Instagram (dengan memanfaatkan fitur Instagram post dan Instagram story) serta membentuk official website nya sendiri, demi meningkatkan kesadaran publik atas adanya merek dagang dengan nama Kelana secara online. Melalui media sosial, Kelana akan mudah dikenal dengan cara yang lebih efisien, serta menjangkau massa yang luas tanpa batas. Kemudian, Kelana akan melakukan ekspansi dengan mengikutsertakan diri dalam bazaar-bazaar offline, serta pembukaan offline booth di department store khusus barang-barang lokal seperti The Goods Dept. Hal ini juga diperkuat dengan kerja sama yang akan dijalin dengan beberapa brand kosmetik ternama dalam negeri.

  2. Evaluation: Eksistensi beberapa pesaing bisnis make up pouch mendorong Kelana untuk meningkatkan nilai serta inovasi pada produk yang ditawarkan, agar dapat memenangkan keunggulan kompetitif yang ada. Untuk itu, seperti yang telah dijabarkan pada bagian value proposition, Kelana tidak hanya menawarkan nilai fungsional, juga nilai artistik. Selain itu, biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk membeli satu buah produk organized make up pouch merek Kelana sudah termasuk personalized emboss inisial nama atau nama pelanggan, serta satu buah pocket leather-framed mirror. Yang mana, sejauh ini, melalui platform Instagram, secara personal belum ditemukan adanya merek dagang yang menawarkan hal demikian.

  3. Purchase: Selain pembelian langsung pada offline booth, pelanggan dapat membeli produk Kelana melalui pemesanan secara online pada laman official website yang dimiliki oleh Kelana, sebagaimana melalui official line account pada aplikasi LINE. Dalam hal pembayaran, dapat melalui transfer, pembayaran online seperti e-banking, m-banking, juga secara langsung (berupa cash maupun kartu debit/kredit) pada offline booth. Melalui official account LINE, pelanggan juga bisa mendapatkan asistensi serta kemudahan komunikasi selama proses pemesanan, pelunasan, hingga after sales.

  4. Delivery: Dari segi logistik (pengantaran produk ke tangan pelanggan), Kelana sendiri memanfaatkan jasa antar seperti melalui JNE, Sicepat, juga menerima pengiriman melalui Go-Send, tergantung bagaimana keinginan pelanggan.

  5. After Sales: Berbicara mengenai post-purchase bagi pelanggan, Kelana akan menyediakan layanan pemberian personalized emboss inisial nama atau nama pelanggannya secara gratis. Dan apabila pembelian dilakukan secara offline, proses emboss dapat ditunggu hanya selama 15 menit saja.

II.4 Customer Relationships

Dalam upaya menjalin hubungan dan interaksi dengan pelanggan, Kelana menerapkan sistem personal assistance dan co-creation kepada pelanggan.

  1. Personal Assistance: Dalam hal ini, yaitu pelanggan Kelana dan Kelana sendiri, personal assistance dapat berupa: (1) Social media interaction, dimana Kelana membangun interaksi melalui fitur-fitur platform media sosial yang ada. Seperti contohnya, fitur Question & Answer juga Real-time Polling pada aplikasi Instagram. (2) Aktif dalam merespon pesan yang dihaturkan oleh pelanggan, baik melalui official website maupun official account LINE.

  2. Co-Creation: Kelana berusaha menciptakan nilai bersama pelanggan dengan meminta testimoni mereka terhadap produk yang telah mereka gunakan, dan disebarluaskan melalui profil pribadi media sosial yang dimiliki. Hal tersebut dapat menjadi faktor penarik bagi pelanggan baru. Tidak hanya untuk memperluas pasar, hal tersebut juga dapat mendatangkan masukan serta saran bagi pengembangan produk kedepannya. Perlakuan itu dapat berupa, posting / upload foto produk yang telah dibeli oleh pelanggan di media sosial pribadi yang dimiliki, contohnya melalui Instagram.

II.5 Revenue Streams

Pendapatan merupakan hal yang serius karena berkaitan dengan laju pertumbuhan serta kelangsungan bisnis. Sehingga, pendapatan dari Kelana kemudian terbagi atas pendapatan yang didapatkan dari transaksi (yakni penjualan), dan yang kedua merupakan pendapatan berulang yang mana merupakan pendapatan yang didapat dari penjualan juga, namun didapat dari pembayaran yang konsisten masuk ke dalam Kelana baik dari penghantaran value proposition yang ditawarkan maupun keinginan pelanggan untuk membeli kembali. Pelanggan akan membayar untuk memperoleh nilai fungsional, nilai artistik, orisinalitas desain, dan juga personalisasi atas produk organized make up pouch yang ditawarkan oleh Kelana. 

II.6 Key Activities

Pada komponen ke enam dari BMC, akan dijelaskan mengenai penggambaran aktivitas kunci yang harus dilakukan agar bisnis yang dijalankan dapat beroperasi dengan baik. Dengan mengetahui tindakan apa saja yang penting bagi kelangsungan bisnis, para pelaku bisnis dapat menciptakan dan menawarkan value proposition, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan dengan segmen pelanggan, serta memperoleh pendapatan. Berdasarkan penjelasan di atas, berikut merupakan paparan sejumlah key activities pada bisnis Kelana yang dibagi berdasarkan dua kategori untuk mempermudah pembabakan setiap aktivitas.

  1. Aktivitas Produksi

    1. Menjalin kerja sama dengan supplier bahan baku, vendor produksi, serta supplier kemasan.

    2. Melakukan research terkait tren pada masa yang berlaku untuk menentukan design produk.

    3. Menjalin kerja sama (hubungan kemitraan) dengan brand kosmetik lokal ternama, dalam rangka kolaborasi.

    4. Melakukan quality control sebelum didistribusikan.

  2. Aktivitas Pemasaran

    1. Membentuk dan mengelola akun media sosial secara aktif.

    2. Mempekerjakan sumber daya manusia pada bidang branding untuk pemasaran yang lebih menarik dan neat.

    3. Memastikan produk telah sampai ke tangan pelanggan dengan kondisi baik.

II.7 Key Resources

Deskripsi atas aset-aset terpenting yang dibutuhkan sehingga model bisnis Kelana dapat dikerjakan kemudian terbagi menjadi tiga, seperti di bawah ini.

  1. Aset Fisik

Kelana membutuhkan bahan baku sebagai aset utama, yang mana berupa synthetic leather, ritsleting, serta kaca yang didapatkan dari supplier. Kemudian, terdapat pula peralatan seperti alat untuk personalisasi emboss yang akan diletakkan pada setiap offline store dan di gudang produksi untuk penjualan online, laptop serta handphone sebagai alat untuk menunjang pemasaran juga komunikasi dengan pelanggan, dan peralatan pengemasan yang dibutuhkan.

  1. Aset Finansial

Pada bagian ini, dibutuhkan aset secara finansial sebagai modal usaha untuk memulai bisnis. Kelana membutuhkan modal usaha sebesar kurang lebih Rp 6.000.000, yang mana terdiri atas pencarian bahan baku, proses produksi, serta pembuatan saluran penjualan yang berasal dari modal pribadi. Untuk selanjutnya setelah usaha telah settled, biaya produksi akan diperoleh dari perputaran pendapatan atas penjualan menjadi modal usaha. 

  1. Aset Intelektual dan Manusia

Design produk Kelana didapatkan melalui research terhadap tren yang sedang naik daun pada masanya, dan juga didapatkan melalui moodboard research. Untuk itu, Kelana memerlukan sumber daya manusia yang memiliki kreativitas tinggi, serta sensitivitas yang tinggi pula terhadap tren terkini. Produk Kelana perlu dikemas dengan baik dengan menampilkan branding yang tepat, juga kolaborasi dengan mitra yang tepat sehingga bisa mencapai target market atau bahkan melampauinya. 

II.8 Key Partners

Bagian ini berisikan aktor-aktor yang berkepentingan menjadi rekan bisnis Kelana. Pembentukan kemitraan menjadi hal yang penting bagi Kelana agar dapat berjalan dengan berkelanjutan. Tujuan dari dibentuknya key partners adalah sebagai optimasi operasional bisnis Kelana, mendapatkan sumber daya yang tidak dimiliki secara personal, serta mendapatkan knowledge management bagi bisnis Kelana. Kemitraan yang dijalani akan terbagi atas dua aliansi, yang mana yang pertama merupakan mitra utama yang disebut strategic alliances, adalah supplier bahan baku, vendor produksi, serta supplier pengemasan produk. Kemudian, mitra pendukung bagi usaha ini ialah toko offline yang menjual berbagai produk lokal, model katalog / lookbook sebagai instrumen pemasaran, serta brand kosmetik ternama lokal. Untuk mitra pengiriman atau yang terangkum di dalam delivery partners, Kelana menggunakan beberapa layanan pengiriman seperti JNE, Sicepat, dan juga Go-Send. Sedangkan, Kelana melakukan kemitraan dengan penyedia layanan e-banking juga m-banking demi mewujudkan easy payment gateway.

Supplier bahan baku utama Kelana adalah toko bahan synthetic leather, yang memiliki beraneka ragam jenis serta warna bahan kulit sintetis sehingga Kelana mendapat kemudahan dalam mengembangkan ide desain produk. Kemudian, vendor produksi yang bermitra dengan Kelana merupakan vendor produksi yang mampu menginterpretasikan rancangan produk sesuai dengan ekspektasi serta desain yang telah dibuat oleh Kelana. Melalui supplier pengemasan produk, mampu dihadirkan kemasan yang unik dan bersifat personalisasi, yang tidak bisa dibuat oleh tenaga kerja Kelana sendiri. Selanjutnya, mitra pendukung seperti toko offline yang menjual produk-produk lokal dengan target pasar menengah ke atas sebagaimana target pasar yang dimiliki oleh Kelana, seperti contohnya The Goods Dept. Secara logistik, kemitraan yang dijalin dengan beberapa layanan pengiriman barang menjadi hal yang penting demi memberikan kemudahan serta ketepatan waktu produk tersebut sampai ke tangan konsumen dalam kondisi yang baik.

Key activities yang dilakukan oleh Kelana bersifat berkesinambungan, yang terhubung prosesnya dari hulu hingga hilir bisnis. Terhitung sejak bahan baku yang didapatkan dari supplier bahan baku bergerak menuju vendor produksi untuk dibuat menjadi barang jadi, lalu aktivitas transaksi dengan pelanggan yang mana dapat dipantau melalui laman official website serta official account LINE yang dimiliki oleh Kelana. Setelahnya, dilakukan proses pengemasan yang dilakukan oleh sumber daya Kelana sendiri, menggunakan kemasan yang telah diproduksi sedemikian mungkin hingga mencerminkan merek Kelana seutuhnya. Selesai dengan aktivitas pengemasan, produk Kelana bisa segera diantar dengan mitra logistik (delivery partners) sesuai dengan keinginan serta pilihan pelanggan sendiri.

II.9 Cost Structure

Sebagai bisnis yang memiliki alur berkesinambungan, berikut merupakan penjelasan secara terstruktur mengenai biaya yang dikeluarkan untuk operasional bisnis yang dilakukan oleh Kelana.

  1. Cost Driven

Termasuk di dalamnya biaya untuk pembelian bahan baku utama, biaya vendor produksi, biaya pengemasan, juga biaya logistik yang dilakukan dari supplier serta vendor menuju lokasi bisnis Kelana.

  1. Fixed Cost

Pada bagian ini, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku utama berupa synthetic leather, serta seluruh peralatan yang diperlukan hingga proses pengemasan, juga alat leather emboss. 

  1. Variable Cost

Biaya variabel, atau biaya tidak tetap, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk jasa pengemasan produk oleh sumber daya yang dimiliki oleh Kelana, biaya pemasaran produk, serta biaya untuk pembuatan offline booth dan harga sewa pada toko.

  1. Revenue Streams

Berbicara mengenai penjualan dari produk Kelana, atau yang disebut asset sales, Kelana memiliki pendapatan dari penjualan produk organized leather make up pouch yang terbagi atas dua ukuran dengan dua harga yang berbeda pula.

Pada bagian ini, diketahui bahwa biaya terpenting serta key activities paling mahal dalam model bisnis Kelana adalah dalam upaya mendapatkan bahan baku, serta produksi bahan baku menjadi bahan jadi yang dilakukan oleh vendor produksi. Biaya produksi yang dapat mengalami peningkatan selanjutnya dapat diakali dengan menjalin kemitraan serta memilih supplier dan vendor dengan lokasi yang berdekatan dengan lokasi bisnis Kelana. Sehingga, dapat menekan biaya pengiriman.

III. ELEVATOR PITCH - CLOSING REMARKS

Gaya hidup yang dijalani oleh perempuan urban saat ini tidak terlepas dari goresan kosmetik pada wajahnya. Satu gores lip stick saja dapat membuat penampilan tampak lebih segar. Jika memasuki toilet umum pada mall, tidak jarang pula bertemu dengan para perempuan yang sedang melakukan touch up dengan mengeluarkan make up pouch yang tidak konvensional: berukuran terlalu besar, tidak terorganisir, sehingga menyulitkan bagi penggunanya untuk mencari kosmetik tertentu karena jauh tertimbun. Dengan organized leather make up pouch yang ditawarkan oleh Kelana, pelanggan akan mendapatkan kemudahan dalam menyusun daily make up nya, juga tidak akan memakan tempat yang begitu besar di dalam tas hingga ukuran kecil sekali pun. Harga yang bersaing dengan nilai fungsionalitas serta nilai artistik yang dihadirkan kemudian menjadi penyelaras yang dirasa sesuai atau "worth it". 

Berangkat dari pengalaman sendiri yang kemudian menjadi visi yang besar menjadikan rangkaian bisnis Kelana menjadi potensial untuk dijalankan. Tidak hanya untuk memecahkan masalah yang dirasakan secara pribadi, juga untuk berbagi kemudahan bagi pelanggan, dengan tidak meninggalkan aspek keindahan produknya. Selama lima tahun ke depan, Kelana diharapkan akan merambah kepada bentuk bisnis B2B, yang mana secara pemasaran maupun target pasarnya merupakan brand kosmetik lokal ternama di Indonesia.

Kelana, wandering in a fortune breath of thread.

Daftar Pustaka
Bachdar, Saviq. (2017). Menganalisis Konsumsi Kosmetik Millennials Indonesia. [Online]. [25 Mei 2019].

Fansuri, Hamzah. (2019). Mobilitas Kelas Menengah Kota. [Online]. [25 Mei 2019].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun