Mohon tunggu...
Ali AzharSyihabuddin
Ali AzharSyihabuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa biasa

Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam di UIN Bandung, suka baca dan beli buku, pernah kelaparan gara-gara beli buku di akhir bulan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebelum Maghrib

7 Agustus 2024   20:27 Diperbarui: 8 Agustus 2024   07:02 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Tapi gimana caranya kau nyampe sini Din?” tanya Bagus memecah rasa haru.

Hening sejenak.

Akhirnya, mereka memutuskan untuk kabur dari gua itu. Mereka bertiga berlalri menuju luar gua dan terus berlari sampai tempat awal Ali dan Bagus muncul. Tapi mereka bertiga bingung bagaimana caranya mereka kembali ke kampung mereka.

***

Ayah Bagus dan Ayah Ali telah sampai di Pohon Beringin, di puncak bukit. Ayah Udin juga ikut serta karena dia penasaran apakah anaknya benar-benar hilang di hutan di balik bukit angker ini. Sesat mereka mengagumi keindahan pemandangan malam hari dari atas bukit lalu melanjutkan pencarian ke sekitar pohon beringin. Mereka tidak menemukan apapun. Mereka berteriak memanggil ketiga nama anak yang hilang itu.

***

Di tengah kebingungan muncul babi hutan besar dengan mata merah dari semak-semak. Babi itu mengejar mereka bertiga. Di tengah pelarian mereka mendengar seseorang memanggil nama mereka bertiga tetapi samar. Mereka manjat ke salah satu pohon untuk menghindari kejaran babi hutan yang besar itu.

Bagus seketika sadar kalau suara tadi adalah suara ayahnya.  Bagus merasa barangkali mereka terhubung dengan kampung mereka. Akhirnya Bagus punya ide.

“Ayah!!! Bilang Tolong!!” Bagus berteriak sekuatnya.

Babi itu masih menghantam pohon tempat mereka manjat.

Bagus bertanya apa yang dilakukan Bagus. Alih-alih menjelaskan Bagus malah menyuruh kedua temannya juga melakukan hal yang sama. Akhirnya mereka bertiga melaukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun