Mohon tunggu...
Ali Hanif Arifin
Ali Hanif Arifin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan di Universitas Islam 45 Bekasi

Nama saya Ali Hanif Arifin (41183506220004), usia 20 tahun, saya adalah mahasiswa semester 4 jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam 45 Bekasi. Saya merupakan pribadi yang terorganisir, punya kemampuan bekerjasama dalam team yang baik. Saya juga memiliki hobi yaitu membaca berita mengenai politik/pemerintahan/hukum dan bermain games.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Istirahatlah Kata-Kata: Sebuah Refleksi Perjuangan dan Kehidupan di Bawah Bayang-Bayang Represi

29 Mei 2024   10:27 Diperbarui: 29 Mei 2024   10:27 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Istirahatlah Kata-Kata, film yang disutradarai oleh Yosep Anggi Noen, menceritakan kisah pelarian Wiji Thukul, seorang penyair aktivis yang sering mengkritik rezim Orde Baru melalui puisi-puisinya yang tajam dan penuh semangat. Film ini seperti jendela yang membuka berbagai interpretasi bagi para mahasiswa. Istirahatlah Kata-Kata  mengingatkan kita akan pentingnya perjuangan melawan ketidakadilan. Film ini membangkitkan semangat untuk melawan segala bentuk penindasan. Sosok Wiji Thukul yang pantang menyerah, meskipun menghadapi banyak rintangan dan bahaya, menjadi inspirasi bagi para aktivis muda untuk terus menyuarakan kebenaran dan memperjuangkan keadilan. 

Film ini juga menunjukkan kompleksitas kehidupan seorang seniman di bawah rezim represif. Di tengah pelariannya, Wiji Thukul tetap berkarya dan mengekspresikan isi hatinya melalui puisi, membuktikan bahwa semangat seni dan kreativitas tidak mudah dipadamkan, bahkan dalam situasi yang penuh tekanan. Lebih dari sekadar film biografi, Istirahatlah Kata-Kata membuka ruang diskusi dan refleksi bagi para mahasiswa tentang berbagai isu seperti peran seniman dalam masyarakat, pentingnya kebebasan berekspresi, dan perjuangan melawan ketidakadilan. 

Film ini bukan hanya menghibur, tetapi juga menggugah pikiran dan mengundang berbagai interpretasi. Bagi para mahasiswa, film ini menjadi media pembelajaran tentang sejarah, aktivisme, seni, dan perjuangan kemanusiaan. Akting para pemain utama sangat memukau dan meyakinkan dalam membawakan karakter masing-masing. Mereka berhasil menggambarkan dinamika persahabatan remaja yang penuh gejolak emosi dan konflik batin. Dialog-dialognya terasa sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, alur cerita yang dibangun cukup menarik dan tidak monoton, dengan momen-momen seru, lucu, sedih, dan mengharukan yang membuat penonton terbawa suasana. Pengambilan gambar dan tata artistik juga cukup apik dalam menggambarkan kehidupan di kota.

* Analisis Film Istirahatlah Kata-Kata dan Kaitannya dengan Kondisi Indonesia Saat Ini

Film Istirahatlah Kata-Kata yang menceritakan kehidupan Wiji Thukul, seorang penyair aktivis yang kritis terhadap rezim Orde Baru, memiliki banyak kesamaan dengan kondisi Indonesia saat ini. Berikut beberapa analisis dan kaitannya:

1. Kritik Sosial dan Politik :

   - Film : Wiji Thukul menggunakan puisinya untuk mengkritik ketidakadilan dan kekuasaan rezim Orde Baru, menyuarakan suara rakyat yang tertindas.

   - Indonesia Saat Ini : Meskipun Indonesia telah mengalami reformasi, masih ada banyak kritik terhadap pemerintah dan sistem politiknya. Kesenjangan sosial, korupsi, dan pelanggaran hak asasi manusia masih terjadi.

2. Peran Seniman dan Aktivis :

   - Film : Wiji Thukul menunjukkan bahwa seniman dan aktivis memiliki peran penting dalam mendorong perubahan sosial melalui karya dan aksi mereka.

   - Indonesia Saat Ini : Seniman dan aktivis di Indonesia saat ini masih berperan penting dalam menyuarakan kritik dan memperjuangkan keadilan melalui berbagai platform dan media.

3. Kebebasan Berekspresi : 

   - Film : Wiji Thukul harus bersembunyi karena puisinya yang kritis terhadap pemerintah, mengalami sensor dan represi dari rezim Orde Baru.

   - Indonesia Saat Ini : Kebebasan berekspresi di Indonesia memang lebih baik dibandingkan masa Orde Baru, namun masih ada pembatasan dan ancaman terhadap kebebasan ini. Seniman dan aktivis sering mengalami intimidasi dan persekusi.

4. Perjuangan Melawan Ketidakadilan :

   - Film : Wiji Thukul dan aktivis lainnya berjuang melawan ketidakadilan dan kekuasaan rezim Orde Baru dengan berbagai cara seperti demonstrasi dan aksi massa.

   - Indonesia Saat Ini : Masyarakat Indonesia masih menghadapi banyak isu ketidakadilan seperti kemiskinan, diskriminasi, dan pelanggaran hak asasi manusia. Perjuangan untuk keadilan sosial masih terus berlangsung.

Secara keseluruhan, Istirahatlah Kata-Kata memberikan gambaran tentang perjuangan melawan ketidakadilan dan pentingnya peran seniman serta aktivis dalam masyarakat. Meskipun kondisi Indonesia saat ini lebih baik dibandingkan masa Orde Baru, banyak kesamaan yang dapat ditemukan. Film ini mengingatkan kita untuk terus menyuarakan kritik, memperjuangkan keadilan, dan mempertahankan kebebasan berekspresi.

* Arah Kebijakan untuk Mencegah Terulangnya Situasi dalam Film Istirahatlah Kata-Kata di Indonesia 

Istirahatlah Kata-Kata menggambarkan kehidupan Wiji Thukul, seorang penyair aktivis yang kritis terhadap rezim Orde Baru dan mengalami represi serta sensor. Untuk mencegah situasi seperti ini terulang di Indonesia, diperlukan kebijakan yang komprehensif dan berkelanjutan:

1. Memperkuat Demokrasi dan Kebebasan Berekspresi

 Alasan : Memperkuat institusi demokrasi untuk mengawasi kekuasaan pemerintah, melindungi kebebasan berekspresi dengan merevisi undang-undang yang membatasinya, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam demokrasi.

2. Meningkatkan Keadilan Sosial dan Kesejahteraan Rakyat

Alasan : Mengurangi kesenjangan sosial melalui redistribusi kekayaan, peningkatan akses pendidikan dan kesehatan, serta penciptaan lapangan kerja yang layak. Memastikan kesejahteraan rakyat dengan menyediakan akses kebutuhan dasar.

3. Memperkuat Pendidikan dan Pencerahan Masyarakat 

Alasan : Meningkatkan kualitas pendidikan untuk membangun masyarakat yang kritis dan toleran, mempromosikan toleransi dan pluralisme, serta meningkatkan kesadaran sejarah tentang pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu.

4. Memperkuat Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi

Alasan : Memperkuat penegakan hukum terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi, membangun integritas aparat penegak hukum, serta mendorong transparansi dan akuntabilitas pemerintah.

5. Memperkuat Peran Media dan Masyarakat Sipil

Alasan : Menjaga independensi media dari intervensi politik dan ekonomi, mendorong jurnalisme yang bertanggung jawab, serta memberikan ruang dan dukungan kepada organisasi masyarakat sipil untuk melakukan pemantauan dan advokasi isu hak asasi manusia dan keadilan sosial.

Film "Istirahatlah Kata-kata" mengajarkan beberapa hal penting yang dapat kita pelajari. Pertama, keberanian dalam melawan ketidakadilan sangatlah penting. Wiji Thukul, tokoh utama dalam film ini, menunjukkan keberanian luar biasa dengan terus berbicara menentang ketidakadilan meskipun mengetahui risikonya sangat besar. Kedua, film ini menyoroti kekuatan kata-kata dalam mempengaruhi perubahan sosial. Puisi dan tulisan Wiji Thukul mampu menggugah banyak orang dan menjadi simbol perlawanan terhadap pemerintahan yang otoriter. Ketiga, keteguhan dan prinsip adalah hal yang sangat berharga. Meskipun harus hidup dalam pelarian dan menghadapi berbagai kesulitan, Wiji Thukul tetap teguh pada prinsip dan perjuangannya. Terakhir, film ini mengajarkan bahwa perjuangan untuk perubahan sosial sering kali memerlukan pengorbanan besar. Kisah hidup Wiji Thukul menggambarkan bahwa memperjuangkan keadilan mungkin memerlukan pengorbanan pribadi yang sangat besar, termasuk kebebasan dan kehidupan pribadi. Dari film ini, kita belajar tentang pentingnya keberanian, kekuatan kata-kata, keteguhan hati, dan pengorbanan dalam memperjuangkan keadilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun