Ya, betul sekali. Museum ini adalah bangunan bersejarah di Jalan Imam Bonjol 1, Menteng, Jakarta Pusat yang dibangun pada 1927, dengan fungsi sebagai kediaman resmi konsulat Kerajaan Inggris (rumah).
Pada tanggal 15 November 2022, tepatnya setelah pulang dari kuliah offline, saya dan teman-teman saya bersiap untuk pergi ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang bertepat di Jakarta Pusat.
Kami memulai perjalanan dari kampus bersama-sama, lalu kami melanjutkan perjalanan lagi dengan menggunakan transportasi umum yaitu KRL. Kami naik dari stasiun Bekasi Timur tepat pada pukul 10.30 WIB. Kira-kira kami menempuh perjalanan sekitar 30 menit. Tepatnya kami sampai di stasiun tujuan yaitu Stasiun Sudirman sekitar jam 11.00 WIB.
Setelah dari stasiun sudirman, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke tempat tujuan kami, yaitu Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang bertepat di Jalan Imam Bonjol Menteng, Jakarta Pusat. Sesampainya di sana kami langsung membeli tiket untuk masuk ke museum, dengan harga Rp 2.000/orang.
Dengan harga yang sangat murah ini, kami semua bisa mengakses semua fasilitas yang ada di museum tersebut. Tetapi, yang harus di ingat, kita harus menjaga dengan baik semua fasilitas yang tersedia di sana, jangan sampai kita sebagai pengunjung justru malah merusak fasilitas yang ada museum tersebut. Itu sangat tidak bagus, karena itu sama saja mencerminkan sikap tidak menghargai hasil perjuangan pahlawan-pahlawan kita dulu.
Baiklah, saya akan melanjutkan cerita saya setelah saya sampai di museum ini.
Sesampainya saya di masuk pintu museum, hal yang pertama kali saya lihat adalah sebuah Piano khas jaman dahulu. Piano tersebut ternyata menjadi saksi, bahwa pada jaman dahulu sebelum peristiwa perumusan teks proklamasi, soekarno menandatangani teks proklamasi tersebut di atas piano tersebut.
Di dalam museum ini, banyak sekali koleksi-koleksi serta benda bersejarah yang saya lihat. Mulai dari ruangan pengetikan teks proklamasi, pada ruangan tersebut terdapat patung sayuti melik yang sedang mengetik teks proklamasi.
Lalu, hal yang saya lihat berikutnya adalah ada sebuah patung Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebardjo yang sedang berdiskusi di sebuah meja, dalam sebuah ruangan. Pada peristiwa itu, ketiga tokoh tersebut sedang mendiskusikan susunan perumusan teks proklamasi.