Mohon tunggu...
Ali Hanif Arifin
Ali Hanif Arifin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan di Universitas Islam 45 Bekasi

Nama saya Ali Hanif Arifin (41183506220004), usia 20 tahun, saya adalah mahasiswa semester 4 jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam 45 Bekasi. Saya merupakan pribadi yang terorganisir, punya kemampuan bekerjasama dalam team yang baik. Saya juga memiliki hobi yaitu membaca berita mengenai politik/pemerintahan/hukum dan bermain games.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenal Luas Sejarah Kemerdekaan: Berkunjung ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi

24 Desember 2022   13:25 Diperbarui: 24 Desember 2022   13:36 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Museum adalah salah satu pusat atau lembaga yang memiliki fungsi untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikan segala bentuk benda yang ada di dalamnya kepada masyarakat.

Koleksi museum bisa berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, dan Cagar Budaya.

Koleksi yang ada di museum adalah salah satu bukti material hasil budaya. Lingkungan yang ada di dalam Museum pun memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan, teknologi, dan pariwisata.

Museum sendiri terbuka untuk kunjungan masyarakat. Namun, apa sih alasan kita harus berwisata edukasi ke Museum?

Salah satu alasan kita harus berwisata edukasi ke museum adalah karena untuk mengetahui bagaimana museum ini memberikan inspirasi masa lalu, yang nantinya bisa di serap oleh masyarakat. Melalui museum lah, kita bisa mengenal lebih luas mengenai perjuangan-perjuangan di masa lalu.

Kali ini saya dan teman-teman saya ingin mengisi waktu luang setelah satu minggu melaksanakan kuliah offline di kampus. Istilahnya healing sekaligus wisata edukasi. Sebenarnya bukan hanya mengisi waktu luang saja, tetapi lebih mengedukasi diri belajar ke museum-museum perjuangan yang ada di kota Jakarta.

Kalau anak muda jaman sekarang biasanya mengisi waktu luang setelah ngampus, biasanya kemana sih? Hmm..coba kita lihat saja sekarang. Kenyataannya, anak muda sekarang lebih mengisi waktu luang dengan hal-hal yang menurut mereka itu asik dan menyenangkan, misalnya ada yang pergi ke caffe untuk nongkrong, ada yang pergi ke mall untuk belanja, ada yang pergi healing ke pantai atau gunung, dan lain sebagainya.

Sebenarnya, cara orang untuk mengisi waktu luang itu berbeda-beda. Ada yang mengisi waktu luang dengan hal yang bermanfaat, ada juga yang mengisi waktu luang dengan hobi diri sendiri, bahkan kesukaannya masing-masing.

Eh tunggu, kita ini sebenarnya lagi ngobrolin waktu luang atau wisata edukasi ke museum sih? Eits, keduanya itu saling berhubungan lho.

Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya dan teman-teman saya menikmati waktu luang sekaligus wisata edukasi ke salah satu museum yang ada di kota Jakarta, tepatnya di Jakarta Pusat. Museum yang akan saya kunjungi kali ini bernama Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Siapa yang udah ga asing dengan Museum Perumusan Naskah Proklamasi? Pasti beberapa dari kalian sudah pernah dengar, atau bahkan bisa jadi sudah pernah mengunjungi museum ini.

Ya, betul sekali. Museum ini adalah bangunan bersejarah di Jalan Imam Bonjol 1, Menteng, Jakarta Pusat yang dibangun pada 1927, dengan fungsi sebagai kediaman resmi konsulat Kerajaan Inggris (rumah).

Pada tanggal 15 November 2022, tepatnya setelah pulang dari kuliah offline, saya dan teman-teman saya bersiap untuk pergi ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang bertepat di Jakarta Pusat.

Kami memulai perjalanan dari kampus bersama-sama, lalu kami melanjutkan perjalanan lagi dengan menggunakan transportasi umum yaitu KRL. Kami naik dari stasiun Bekasi Timur tepat pada pukul 10.30 WIB. Kira-kira kami menempuh perjalanan sekitar 30 menit. Tepatnya kami sampai di stasiun tujuan yaitu Stasiun Sudirman sekitar jam 11.00 WIB.

Setelah dari stasiun sudirman, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke tempat tujuan kami, yaitu Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang bertepat di Jalan Imam Bonjol Menteng, Jakarta Pusat. Sesampainya di sana kami langsung membeli tiket untuk masuk ke museum, dengan harga Rp 2.000/orang.

Dengan harga yang sangat murah ini, kami semua bisa mengakses semua fasilitas yang ada di museum tersebut. Tetapi, yang harus di ingat, kita harus menjaga dengan baik semua fasilitas yang tersedia di sana, jangan sampai kita sebagai pengunjung justru malah merusak fasilitas yang ada museum tersebut. Itu sangat tidak bagus, karena itu sama saja mencerminkan sikap tidak menghargai hasil perjuangan pahlawan-pahlawan kita dulu.

Baiklah, saya akan melanjutkan cerita saya setelah saya sampai di museum ini.

Sesampainya saya di masuk pintu museum, hal yang pertama kali saya lihat adalah sebuah Piano khas jaman dahulu. Piano tersebut ternyata menjadi saksi, bahwa pada jaman dahulu sebelum peristiwa perumusan teks proklamasi, soekarno menandatangani teks proklamasi tersebut di atas piano tersebut.

Di dalam museum ini, banyak sekali koleksi-koleksi serta benda bersejarah yang saya lihat. Mulai dari ruangan pengetikan teks proklamasi, pada ruangan tersebut terdapat patung sayuti melik yang sedang mengetik teks proklamasi.

Lalu, hal yang saya lihat berikutnya adalah ada sebuah patung Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebardjo yang sedang berdiskusi di sebuah meja, dalam sebuah ruangan. Pada peristiwa itu, ketiga tokoh tersebut sedang mendiskusikan susunan perumusan teks proklamasi.

gambar soekarno, moh. hatta, dan ahmad soebardjo sedang berdiskusi (dokumen pribadi)
gambar soekarno, moh. hatta, dan ahmad soebardjo sedang berdiskusi (dokumen pribadi)

Kemudian koleksi museum yang saya lihat berikutnya adalah Replika ukuran besar naskah proklamasi tulisan tangan Soekarno. Pada tulisan naskah proklamasi di sini menggunakan tulisan jaman dahulu, salah satu contoh tulisannya adalah Djakarta.

Replika besar naskah proklamasi tulisan tangan (dokumen pribadi) 
Replika besar naskah proklamasi tulisan tangan (dokumen pribadi) 

Dan terakhir, koleksi umum museum yang saya lihat adalah sebuah kursi di ruang tamu Rumah Maeda tempat Maeda menerima Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo setelah tiba dari Rengasdengklok.

Sebenarnya, masih banyak lagi koleksi museum serta benda-benda bersejarah yang saya lihat di museum ini. Tetapi, di sini saya tidak bisa menjelaskan satu persatu-satu.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Setelah selesai mengunjungi museum ini, saya dan teman-teman saya tidak langsung beranjak pulang. Saya dan teman-teman saya menikmati kulineran yang ada di sekitar Museum Perumusan Naskah Proklamasi ini.

Setelah kenyang menikmati kulineran dan waktu sudah semakin sore, saya dan teman-teman beranjak pulang dengan berjalan kaki lagi menuju ke stasiun sudirman. Kami pulang menggunakan KRL arah tujuan akhir stasiun cikarang.

Akhirnya perjalanan wisata edukasi kami ke museum sudah selesai.

Perjalanan mengisi waktu luang yang singkat, tetapi mendapatkan banyak informasi/pengetahuan di dalamnya.

Untuk kalian yang ingin tahu lebih jelas mengenai museum ini, kalian bisa langsung mendatangi museum ini. Karena museum ini bagus untuk wisata edukasi. Jarang-jarang wisata edukasi tetapi dengan harga semurah itu. Selain bisa merefleksikan diri, bisa dapat pengetahuan yang sangat bermanfaat.

Dan yang perlu kita ketahui juga, bahwasanya benda-benda yang terdapat di museum ini adalah salah satu bukti perjuangan para pahlawan-pahlawan kita yang berjuang saat sebelum serta sesudah kemerdekaan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun