Saya ingat di kelas mata kuliah ilmu politik dosen bilang begini,
"dalam demokrasi semua orang punya hak bicara yang sama."
Maka tidak salah jika orang di luar ikut mengkritik UIN atau dari dalam sendiri juga ikut mengkritik. Semuanya demi kebaikan bersama, kita sama-sama harus saling menghargai pendapat tidak harus langsung bawa-bawa aparat selama meja rektorat masih terbuka untuk kita saling bicara dan sesekali becanda. Tidak ada salahnya bukan kalau mahasiswa sebagai anak dan rektor sebagi orang tua, saat anaknya ingin masuk ke rumah dan bicara dengan orang tuanya.
Dan memang jika ibu pantas menjadi rektor melalui proses PMA, maka buktikanlah, bu! Sekali lagi seperti ucap segerombalan masa aksi pembela rektor kemarin, kami bersama rektor, jika ibu bisa memimpin dengan benar. Umur kepemimpinan ibu masih seumur jagung, jadi masih panjang perjalanannya.
Terakhir saya mengutip perkataan Komaruddin Hidayat,
"Ketika kaum intelektual ngomong demokrasi, kok di kampusnya sendiri demokrasi dibunuh, itu jadi tidak logis terutama bagi kampus-kampus yang memang sudah mandiri."
Selama UIN Jakarta masih meyakini demokrasi, ungkapan itu akan tetap relevan.
-Irvan HidayatÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H