Mohon tunggu...
Alifmnaufal10
Alifmnaufal10 Mohon Tunggu... Polisi - Sedang berproses menjadi lebih baik

Menulis sesuatu yang bisa ditulis untuk bisa dibagikan dan dibaca

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Indahnya Fajar di Bromo

27 Desember 2022   13:11 Diperbarui: 27 Desember 2022   13:26 1902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

INDAHNYA FAJAR DI BROMO

Cuti pertamaku, selama 5 hari benar-benar aku syukuri, dengan  menghabiskan waktu di Gunung Bromo Tengger, Jawa Timur. Gunung Bromo sebuah gunung berapi di Jawa Timur, yang sudah terkenal keindahannya baik dalam negeri maupun luar negeri.

Cuti ini adalah kali pertamaku sejak berdinas sebagai anggota Kepolisian. Tahun sebelumhya kondisi sedang tidak memungkinkan saat gejola Covid 19 melanda negeri ini. Sehingga peran Polri saat itu, dinilai  sangat penting sebagai garda terdepan pembantu Satgas penanganan Covid 19.

Rencanaku saat cuti bisa sekedar liburan bersama keluarga, namun karena tidak bersamaan, aku putuskan membuat agenda liburan dengan rekan-rekanku.

Sesuai rencana, bersama rekan-rekan aku persiapkan segala sesuatunya. Untuk transport dan akomodasi selama perjalanan maupun saat di Bromo, sudah diserahkan ke biro travel. Jadi, ada keinginan untuk tidak ribet ngurus ini dan itu. Waktu akan digunakan sefektif mungkin menikmati keindahan Gunung Bromo yang sudah terkenal tersebut.

 Dari rumah sampai ke Bromo membutuhkan perjalanan sekitar 15 jam kurang lebihnya,  sudah termasuk istirahat sholat dan makan di rest area. Waktu 15 Jam menyusuri jalan Toll sangatlah membosankan. Namun, aku siasati dengan tetap selalu "ingat pada Yang Di atas" sana. Ini adalah satu ajaran orang tuaku yang selalu mengingatkan untuk setiap waktu dan di manapun, bibir dan hati "bergerak" melafal Solawat atau beristigfar. Ini akan memberikan ketenangan dan hati menjadi sejuk.

15 jam yang panjang terlewati.

Oleh pihak travel, rombongan kecilku di antar ke villa yang letaknya sangat makjubkan, karena begitu pintu atau jendela dibuka, sudah terlihat keindangan Gunung Bromo. Kaki ini ingin sekali segera ke sana, namun pemandu menyarankan untuk sesuai rencana, yaitu esok sebelum fajar menyingsing, harus berkemas dan menuju titik pemberangkatan ke Gunung Bromo. Malam yang semestinya untuk digunakan untuk istirahat, ada saja yang aku lakukan bersama rekan-rekan, dengan di temani kopi hangat dan umbi-umbian rebus. Sampai akhirnya, entah jam berapa, Kami memutuskan untuk istirahat, karena jam 02.00 harus berkemas untuk naik ke Bromo.

Ah ya, tadi begitu tiba di villa, rombongan kecil Kami disambut oleh beberapa orang penduduk asli lereng Gunung Bromo.  Ibu penjaga Villapun juga sudah menyiapkan Makanan Khas Bromo yaitu Apel Malang. Masya Allah luar biasa Indah dan bagusnya terlihat dari lereng Gunung Bromo terlihat sedikit jelas. Masyarakat asli lereng Gunung Bromo sangatlah ramah tamah untuk menyapa wisatawan seperti aku dan rekan rekanku. Setelah mandi sore, dengan air hangat, Kami duduk duduk di teras vila menunggu Sunset, dengan view keindahan dari kejauhan Gunung Bromo yang Anggun dan Perkasa.

Sesuai jadwal, perjalanan aku menuju Gunung Bromo start pukul 2 pagi. Menurut pemandu, butuh waktu  2-3 jam perjalanan dari villa. Perlengkapan yang aku bawa sesuai rekomandasi teman-teman atau pemandu sebelumnya adalah Jaket kulit sweeter tebal,  sarung tangan, kaos kaki tebal dan sepatu PDL Kulit hitam biasaku untuk berdinas guna untuk menanjak menaiki trak yang lumayan membutuhkan tenaga dan kekuatan untuk melewati tanah luas hemparan di Bromo dan kuat saat ada hujan digunung.

Perjalanan menuju Bromo harus wajib menggunakan Jeep Bromo yang sudah disediakan disana harus menyewa sekira 800-900rb perkelompok diisi 6-8 orang sudah termasuk driver jeep 4x4. Terjal dan sangat menanjak. Tentu mengemudikan di medan seperti itu butuh jam terbang yang tinggi dan berani. Jika menggunakan mobil pribadi tidak disarankan. Mengapa? Rute yang dilewati  mendaki melewati jalanan terjal, menanjak  yang membelah Bromo. Tinggi dan panjang trak yang harus dilalui. Oleh karena, bila tidak ingin naik jeep, disarankan untuk sewa motor Trail beroda besar dan kuat. Harga sewapun sekitar 300-500rb sudah termasuk bensin.

Alhamdulillah sampai di Posko Sunrise di Pos Pananjakan Point, 2.770 mdpl adalah titik tertinggi di Gunung Pananjakan untuk aktivitas melihat matahari terbit di Gunung Bromo, disebut juga sebagai Pananjakan 1 untuk membedakan dengan spot Seruni Point yang juga berada di lereng gunung Pananjakan. Disana aku dan rekanku melaksanakan sholat Subuh dan beryukur bisa melihat keindangan yang sudah disuguhkan oleh Sang Kuasa seluruh alam dunia ini.

 Memandang keindahan Gunung Bromo, sangat takjub. Berkali kali aku merapatkan jaket dan sweater. Dingin yang luar biasa aku rasakan. Hal ini bukan hanya aku yang merasakan, pengunjung yang lainpun berbuat sama denganku. Aku melihat HP  suhu di Puncak Bromo itu ternyata sekitar 3-5 Celcius.

Para wisatawan dan rombongan kecilku, beristirahat dan menunggu Spot Sunrise dibuka,  sambil menikmati secangkir kopi dengan harga 5 ribu.  Mereka ramah-ramah.  Sekilas, bila aku harus menilai,  pengelolaan wisata di Bromo sudah berjalan baik, rapi,  mulai dari sewa kendaraan Jeep 4x4 ,motor trail,sewa Jaket, karpet untuk duduk dan penjual makanan ringan dipunjak Bromo. Semua berjalan tertib dan teratur.

Saat yang ditunggupun tiba.

Dari arah timur, perlahan menyembul Sang Matahari. Detik-detik yang membuat siapapun yang ada di tempat tersebut berdecak kagum. Begitu Sempurna Tuhan menciptakan Bromo. Aku hanya bisa mengucapkan kalimat Masya Allah dan Alhamdulillah, berulang dari bibir ini.

Apa yang kini di depan mata, merupakan anugerah dari Tuhan yang wajib disyukuri.  Akupun tidak mau terlewatkan untuk mengabadikan moment luar biasa indahnya itu. Kugunakan kamera HP untuk berfoto-ria dan membuat video pendek . Saking gembiranya, langsung foto atau video pendek aku bagikan ke keluargaku. Seolah aku ingin berbagai bahagiaan itu dengan keluarga. Aku sempatkan video call dengan keluarga, untuk live berbagi pemandangan yang indah tersebut.

Kisah perjalananku ini aku abadikan dalam bentuk tulisan, sebagai sebuah prasasti hidup yang akan aku kenang sepanjang masa. Bila Tuhan mengabulkan, aku ingin ke Bromo lagi bersama orang-orang terkasih, tentunya.

Di samping itu, bagiku, perjalanan ke Bromo merupakan ungkapan rasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan padaku. Terimakasih Ya Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun