( nama samaran ) " meli " namanya dia orang yang malang ditinggal kedua orang tuanya pada saat di pesawat yang akan menghadiri perkawinan pamannya.Â
........
Hari mulai senja, hampir semua siswa sudah meninggalkan sekolah, hanya segelintir saja yang masih bertahan. Termasuk aku. Buku catatanku hilang! Buku yang berisi coretan-coretan penting rapat organisasi atau semua inspirasi yang ku temukan, semua ada di buku itu. Buku yang sangat berharga bagiku. Sembari keluar masuk kelas, memeriksa semua isi meja. Tiba-tiba dari belakang ada yang memanggil, "alif, cari buku ini ya?"
---Jika pertama kali bertemu tekanannya 100 volt, kini lebih tinggi hingga kira-kira 220 volt---
"Iya," sahutku dengan pelan, membalas suaranya yang begitu lembut. Bagiku ini adalah sesuatu yang paku. Suara yang lembut, seakan membuat jantungku berhenti berdetak.
"Iya Meli , terima kasih. Aku sudah dari tadi mencarinya, di mana kamu menemukannya?"
 "Di dekat tempat sampah, karena melihat tertulis namamu di bagian covernya, langsung aku mencarimu, dan Alhamdulillah ketemu di sini."
"Sudah ya, lain kali jangan ceroboh, aku pergi dulu. Assalamua'alaikum.." jawabnya dengan cepat dan langsung meninggalkanku.
Hari begitu cerah, awan biru menghiasi hamparan samudera langit nan indah. Ini adalah hari besar dalam hidupku. Hari di mana aku melepaskan masa lajang. Memiliki kehidupan yang baru, dengan ikatan sang kekasih
Beberapa teman siswa menganggapku gila, ya. Memasuki semester 2 , ku bulatkan tekad untuk mengungkapkan rasa yang penuh kasih. Bagiku ini adalah sebuah perjudian besar. Aku harus menyelesaikan tugasku dan juga bertindak sebagai laki laki sejati, dan pasti akan menghargai dan mencintai kekasih ku.Â
Memasuki gedung sekolah, jantungku terus berdetak kencang. Seakan masih belum percaya akan di terimanya pengungkapan ini. Ketika pengungkapan rasa itu,sejenak aku terdiam dan menutup mata, seraya berdoa dalam hati. "Ya Allah aku tidak berdaya atas kuasaMu, berikanlah keajaiban atas ungkapan rasa ini ya Allah,".Seketika langit yang semula cerah, tiba-tiba turun hujan, sahutku dalam hati, "Ya Allah hanya kepadaMu-lah kami menyembah dan hanya kepadaMu-lah kami memohon segala pertolongan,"