Mohon tunggu...
Alifah Salma
Alifah Salma Mohon Tunggu... Lainnya - La tahzan

Life takes courage

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sebuah Keikhlasan

14 Februari 2021   23:20 Diperbarui: 14 Februari 2021   23:43 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Selama disekolah aku tidak banyak bicara. Aku hanya diam dan mengikuti pelajaran seperti biasa. Dan tidak ingin mengeluarkan kata-kata terlalu banyak. Sahabt-sahabatku sebenarnya menyadari perbedaan sikapku hari ini, namun hanya diam dan mengerti. Biasanya aku selalu mengajak ngobrol mereka ataupun bercanda dengan mereka. 

Ketika guru mata pelajaran sudah keluar lebih awal. Aku akan langsung mendengar musik dan menatap ke depan dengan hening. Saat ini jiwaku sangat benar-benar sedang turun dan tidak teratur. Pelajaran hari ini pun sangat sulit sekali untuk diserap. 

Masalah ini sangatlah menyesakkan dadaku. Aku selalu melihat bagaimana ibu meneteskan air matanya. Dan itu sangat menyakitkan. Layaknya sebuah luka yang kemudian diberi garam. Tapi ibu kuat dengan hati bajanya tetap menerima keadaan dan selalu memaafkan segalanya. 

Dengan adanya masalah ini, hubunganku dengan kedua orang tuaku menjadi renggang. Dan nilai ulangan harianku sedikit menurun. Entah mengapa, itu sangat-sangat mengganggu. Tidak banyak dianatara temanku yang merasa aneh dengan nilai ulanganku. Terutama sahabat-sahabatku yang merasa kebingungan dengan hal tersebut. Tidak biasanya aku mendapat nilai 70 bila ulangan harian.

"Num, ada apa?" tanya Nazwa dengan berbisik.

Walaupun Nazwa adalah sosok orang yang selalu bercanda, namun ia dapat menjadi sangat serius dan mampu menghangatkan hati setiap orang dan pemberi semangat yang baik.

"Engga apa-apa." jawabku disertai dengan senyuman.

"Gak usah bohong! Cepet cerita. Mumpung yang lain lagi pada sholat." bujuknya.

Aku dan Nazwa sedang berada di kelas berdua. Kita sedang tidak sholat atau menstruasi. 

"Segala yang dipendem sendiri itu gak baik Num. Cerita aja sama aku, aku siap jadi pendengar yang baik buat kamu. Aku khawatir banget sama kamu, apalagi nilai ulangan kamu nyampe turun gitu." ucap lembut Nazwa

Aku berusaha untuk menahan semua air yang berada pada mataku agar tidak mengalir. Namun ketika Nazwa berbicara dengan sangat lembut padaku, aku tidak dapat menahannya lagi. Aku pun memeluk Nazwa dan air di mataku sudah tidak dapat terbendung lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun