Mohon tunggu...
Alifa Dhiya Rahadi
Alifa Dhiya Rahadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas Islam 45 Bekasi

Hobi bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menelusuri Sejarah Museum Fatahillah Kota Tua Jakarta Melalui Koleksi yang Beragam

1 Januari 2024   13:51 Diperbarui: 1 Januari 2024   13:58 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Sebagai sarana untuk meningkatkan kinerja dan penampilannya, Museum Asia Tenggara di Jakarta didirikan pada tahun 1999. Tujuannya bukan hanya untuk menampilkan artefak dari era Batavian, tetapi juga untuk berfungsi sebagai tempat berkumpul bagi semua orang Indonesia, termasuk orang asing, anak-anak, dan orang dewasa yang lebih tua, untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mereka, serta untuk melayani sebagai tempat rekreasi. Di wilayah ini, Kota ini juga sering digunakan sebagai lokasi untuk menembak film langsung, foto pra-pernikahan, atau buku tahunan sekolah bagi siswa atau mahasiswa yang ingin menangkap gambar yang menangkap semangat abad ke-19.

Untuk mengatasi hal ini, Museum Sejarah Jakarta didedikasikan untuk memberikan informasi tentang sejarah kota Jakarta yang panjang, dari zaman prasejarah hingga saat ini, dalam format yang lebih realistis. Selain itu, melalui tata pamerannya museum sejarah Jakarta digambarkan sebagai "Jakarta Sebagai Pusat Pertemuan Budaya" oleh beberapa keluarga terkemuka dari dalam dan luar Indonesia, serta kota Jakarta itu sendiri. Selain itu, Museum Sejarah Jakarta selalu berusaha untuk menyelenggarakan.

Kegiatan kreatif yang dapat mendorong pengunjung untuk mengunjungi Jakarta dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perang agama. Koleksi museum ini mencakup beberapa era, termasuk dunia kuno, Kerajaan Hindu-Budha klasik, Islam, zaman kolonial, kemerdekaan, dan zaman modern.Koleksi yang paling umum berasal dari zaman kolonial. Pengunjung memiliki kemampuan untuk mengevaluasi barang-barang yang digunakan pada hari ini dan usia, Mulai dari rumah tangga dan berakhir dengan senjata tajam dan senjata api yang sangat murah.

Selain pameran bersejarah yang terhubung dengan Jakarta, museum ini memiliki Patung Dewa Hermes, dewa dari mitologi Yunani. Dewa Hermes adalah dewa yang meningkatkan kekayaan dan perlindungan bagi kaum pedagang. Dewa terletak di perempatan Harmoni Pada tahun 1972, penelitian dilakukan pada lapangan tersebut dan ditemukan pondasi air mancur dan mancur udara pondasi dikembangkan. Akibatnya, menggunakan rangkaian rencana bangunan ini, air mancur di tengah Taman Fatahillah ditemukan. Pada tahun 1973, Jakarta Pemda DKI membuka kembali taman yang disebutkan di atas dan memberinya nama baru, "Taman Fatahillah," untuk menghormati Fatahilah pendiri kota Jakarta. 

Di sana juga terdapat peninggalan Perhiasan Pengantin Betawi. Pakaian pernikahan Betawi yang berasal dari berbagai etnis, seperti Melayu, Arab, dan China dikenal dengan nama Dandanan Care None Panganten Cine, dari Namanya sendiri terlihat bahwa pakaian tradisional ini sangat kental dipengaruhi oleh budaya cina, tidak hanya itu perhiasan yang dikenakan pun juga erat di pengaruhi oleh budaya arab yang meliputi Tusuk Kembang Rumput, Tusuk Kembang Kelape, Kembang Goyang, Tusuk Burung Hong, Cadar (perhiasan yang menutupi wajah), Kerabu (anting-anting).

Museum fatahillah juga terdapat prasasti tugu jadi prasasti tugu ini menjelaskan tentang dua buah Sungai yaitu Sungai gong mati dan juga candrabaga atau bagasari yang merupakan bagasari sendiri itu merupakan yang di abadikan sebagai nama kota yaitu kota Bekasi.

Dan ada juga prasasti padrao, prasasti padrao adalah prasati perjanjian antara bangsa sunda kalapa dengan bangsa portugis, isi dari perjanjian tersebut ialah Dimana bangsa sunda kalapa dan bangsa portugis menjadi sekutu untuk membangun sebuah Pelabuhan di pulau jawa atau di wilayah sunda kalapa untuk memperkuat daya militer mereka agar mereka dapat mengambil alih wilayah karena pada saat itu pulau jawa di ambil alih oleh dua Kerajaan islam yaitu: Kerajaan mataram dengan Kerajaan Cirebon, namun perjanjian ini tidak pernah selesai karena Kerajaan mataram itu mengetahui isi perjanjian tersebut, dan Kerajaan mataram memutus seseorang yang Bernama fatahillah atau sunan gunung jati untuk memeranggi Kerajaan sunda kalapa dan sunda kalapa kalah, setelah dari kejadian tersebut sunda kalapa beganti nama menjadi jayakarta dan di pimpin oleh fatahillah atau sunan gunung jati.

Bagi saya ada hal yang paling ikonis dalam museum tersebut adalah penjara bawah tanah. Penjara tersebut dahulu digunakan untuk para tahanan serta tokoh Masyarakat yang melawan penjajah Belanda. Penjara tersebut sangat kecil, gelap dan memiliki atap yang pendek sehingga tahanan tidak bisa berdiri. Berdasarkan seorang pemandu museum penjara bawah tanah ini pernah menahan Pangeran Diponegoro dan Cut Nyak Dien.

Koleksi-koleksi di Museum Fatahillah diurutkan berdasarkan urutan waktu sejarah Jakarta, dan pameran koleksi didukung secara grafis dengan menggunakan foto, sketsa, gambar, peta, dan label deskripsi supaya lebih mudah dipahami.

Museum Fatahillah mempunyai berbagai manfaat bagi masyarakat, ada beberapa manfaat yang saya ketahui yakni : 

Pemahaman sejarah: Museum Fatahillah menjadi sumber pendidikan yang bagus, terutama untuk pelajar. Pengunjung dapat belajar tentang sejarah, seni, budaya, dan perkembangan sosial yang terkait dengan Jakarta dan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun