Mohon tunggu...
Alif Rahman Hakim
Alif Rahman Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Biologi A 2021 Universitas Negeri Jakarta

Ideal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Daya Penglihatan Mata Terhadap Pengaruh Penggunaan Gadget

11 Desember 2021   09:09 Diperbarui: 11 Desember 2021   09:20 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Bermain gawai diruangan gelap (Sumber: www.idntimes.com)

Oleh: Dr. Ir. Vina Serevina, MM., Aulia Rifdah Tsabitah, Fisika Dasar, UNJ 2021.

Mata merupakan organ yang penting dari tubuh manusia, digunakan untuk fungsi visual. Sedangkan lensa mata merupakan salah satu bagian mata yang memiliki daya kelenturan dan terlihat transparan untuk meneruskan cahaya sampai ke retina. Lensa mata terletak di belakang iris dan pupil. Berfungsi untuk membantu memusatkan cahaya agar tepat pada retina mata manusia.

Peran mata sangat penting bagi manusia, namun daya penglihatan mata sangat rentan terhadap bahaya yang dapat merusaknya. Di kehidupan sehari-hari mata kita berhadapan dengan cahaya matahari saat di luar ruangan ataupun cahaya dari layar gadget yang biasa kita gunakan sehari-hari. Prinsip kerja mata yang memanfaatkan getaran-getaran gelombang elektromagnetik dari cahaya yang kemudian diterjemahkan menjadi pola-pola impuls saraf yang kemudian diteruskan ke otak menjadikan mata dapat dikategorikan sebagai alat optik.

mata pada dasarnya memiliki ketajaman penglihatan atau daya penglihatan mata. Yaitu kemampuan mata untuk melihat objek dengan jelas dan sangat bergantung pada kemampuan akomodasi mata, untuk membedakan detail kecil baik objek ataupun permukaan. Ketajaman penglihatan ini bergantung terhadap banyaknya pencahayaan.

Di masa sekarang ini gadget sudah menjadi pelengkap kehidupan sehari-hari, layaknya keseharian kita yang sangat jarang terlepas dari keberadaan gadget. Namun penggunaan gadget yang menghasilkan radiasi sinar biru akan berpengaruh terhadap mata. Faktornya sangat banyak, seperti penggunaan gadget yang terlalu lama, intensitas cahaya dari layar gadget ataupun intensitas cahaya di sekitar tempat kita menggunakan gadget. Maka dengan penggunaan gadget tersebut akan menyebabkan kemungkinan daya akomodasi mata akan menurun, menyebabkan kerusakan pada kelenturan lensa mata dalam memfokuskan cahaya. Dan pada saat akomodasi mata terganggu maka akan menyebabkan kontraksi pada otot siliaris mata, dan mempengaruhi zonula zin menjadi kendur.

Tujuan dari pembuatan artikel ini adalah agar dapat mengetahui mengenai daya penglihatan pada mata serta dampak yang disebabkan dari penggunaan gadget pada kehidupan sehari-hari. Diharapkan pembaca dapat merawat penglihatannya dan mencegah mata dari terjadinya kerusakan.

Seperti yang kita ketahui pada mata terhadap daya akomodasi mata yaitu kemampuan lensa mata untuk menebal dan memipih menyesuaikan jarak benda dan bayangannya pada mata. Mata baru akan melihat dengan jelas apabila terbentuk bayangan tepat pada retina

retina-mata-61b3946562a7045c501543b3.png
retina-mata-61b3946562a7045c501543b3.png

Gambar 2. Mekanisme kerja mata (sumber: https://www.scribd.com)

Ketebalan lensa mata memerlukan penyesuaian agar bayangan yang terbentuk tepat jatuh pada retina, maka saraf optik dapat meneruskan rangsangan cahaya ke otak dengan jelas. Saat melihat benda yang jaraknya jauh maka lensa mata akan memipih sehingga fokus mata memanjang dan bayangan akan jatuh tepat pada retina. Pada saat melihat benda yang dekat maka lensa mata akan mengembung/menebal sehingga jarak fokus mata menjadi pendek dan akhirnya bayangan bisa tepat jatuh di retina.

Mata dikatakan tak berakomodasi ketika melihat benda pada jarak yang jauh. Sedangkan,  ketika mata melihat benda dengan jarak yang dekat maka mata dikatakan berakomodasi maksimum. Pada dasarnya kemampuan penglihatan mata pada manusia itu terbatas. Untuk mata normal titik terdekat benda yang mampu dilihat dengan jelas adalah sejauh 25 cm sedangkan titk terjauhnya tak hingga (∞). Untuk menentukan kekuatan lensa mata dapat mengguanakan rumus berikut : 

screenshot-370-61b3ee5f06310e30ef107be2.png
screenshot-370-61b3ee5f06310e30ef107be2.png

Gambar 3. Rumus kekuatan pada lensa (Sumber: dokumen pribadi)

Untuk melihat dengan jelas benda yang berada pada jarak tak hingga (s =∞) maka lensa cekung akan membiaskan benda tersebut sehingga terbentuk bayangan (s') di depan lensa pada titik terjatuh mata (punctum remotum disingkat PR) maka (s' = -PR). Oleh karena itu persamaan di atas dapat ditulis

screenshot-371-61b3f04d75ead655754870a2.png
screenshot-371-61b3f04d75ead655754870a2.png

 Gambar 4. Rumus kekuatan lensa (Sumber: dokumen pribadi)

Karena lensa mata juga menyerap gelombang elektromagnetik maka persamaannya dapat diketahui sebagai berikut :

screenshot-372-61b3f65875ead624da0fc692.png
screenshot-372-61b3f65875ead624da0fc692.png

Gambar 5. Persamaan gelombang elektromagnetik (Sumber: dokumen pribadi) 

Dengan mengetahui lensa mata kita dapat menyerap gelombang elektromagnetik dari cahaya, sesungguhnya mata kita sangat rentan dengan paparan radiasi, terutama radiasi sinar biru yang berasal dari layar gadget. Sehari-hari kita tidak terlepas dari gadget kita tanpa menyadari lensa mata kita kemungkinan akan rusak akibat terus-menerus menggunakan gadget yang memiliki sinar biru.

Daya penglihatan mata dapat berubah seiring dengan tingkat kerusakan yang memengaruhinya, mata kita akan terus berhadapan dengan cahaya, karena cahya tidak membutuhkan medium untuk merambat. Cahaya dapat merambat dengan sangat cepat dengan kecepatan 3 x 10Ë„8.

rumus-lensa-4-61b3f7f006310e12a91065a3.png
rumus-lensa-4-61b3f7f006310e12a91065a3.png

Gambar 6. Spektrum Warna (Sumber: https://www.scribd.com)

Normalnya, sinar-sinar sejajar yang masuk ke dalam bola mata akan dibiaskan oleh sistem optis bola mata dan terfokus dalam satu titik yang jatuh tepat pada retina. Sayang sekali tidak semua orang memiliki kondisi mata yang ideal seperti itu. Pada beberapa orang, titik fokus dari sinar-sinar tersebut justru di depan retina, atau di belakang retina. Bahkan, dapat terjadi sistem optis bola mata  membiaskannya tidak saja menjadi satu titik fokus, tetapi malah dua atau bahkan lebih.

Maka agar daya penglihatan mata tetap optimal dapat dilakukan beberapa hal yang akan membuat mata kita tetap sehat dan otot siliaris mata tetap elastis:

  •  Mengistirahatkan mata dengan prinsip 20-20-20.
  • Mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi.
  • Memastikan jarak aman dari mata ke layar komputer ataupun gadget sekitar 50-60 cm.
  • Menggunakan gadget hanya pada saat yang di butuhkan saja.
  • Apabila mulai merasa lelah dapat menjauh dari layar gadget, menghirup udara segar dan melihat yang segar di sekitar seperti pohon yang hijau ataupun keadaan orang di sekitar yang warnyanya beragam.
  • Hindari mata dari menatap matahari secara langsung tanpa pelindung.
  • atau menggunakan kacamata anti radiasi selama menggunakan gadget

Kesimpulannya adalah daya penglihatan kita merupakan sesuatu yang tidak permanen sehingga perlu untuk di jaga, salah satunya dengan memerhatikan lamanya penggunaan gadget. Tanpa kita sadari dengan menggunakan gadget pada kehidupan sehari-hari mungkin memiliki dampak yang buruk bagi mata. Salah satunya dapat menyebabkan kendurnya otot siliaris mata. Oleh sebab itu mata kita harus selalu dijaga seperti mengkonsumsi makanan bergizi, memrhatikan jarak aman mata terhadap gadget ataupun melindungi mata menggunakan kacamata anti-radiasi atau blu-ray. Diharapkan setelah membaca artikel ini para pembaca menjadi lebih sadar dan peduli dengan daya penglihatannya yang mungkin saja rusak beberapa waktu lagi akibat mata tidak di rawat dengan baik.

Daftar Pustaka

 Utami, A. R. T., Suwondo, A., & Jayanti, S. (2018). Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Mata Pada Pekerja Home Industry Batik Tulis Lasem. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 6(5), 469-475.

Bawelle, C. F., Lintong, F., & Rumampuk, J. (2016). Hubungan penggunaan smartphone dengan fungsi penglihatan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado angkatan 2016. eBiomedik, 4(2).

Nienartowicz, B. (2012). Initial assumption to the mathematical model of the marine elektromagnetic system with the shaft-generator. Zeszyty Naukowe/Akademia Morska w Szczecinie, 146-150.

Syam, A. R., & Satria, H. (2017). Adaptasi Fisiologis Retinamata Dan Tingkah Laku Ikan Terhadap Cahaya. BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap, 2(5), 215-224.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun