Ketebalan lensa mata memerlukan penyesuaian agar bayangan yang terbentuk tepat jatuh pada retina, maka saraf optik dapat meneruskan rangsangan cahaya ke otak dengan jelas. Saat melihat benda yang jaraknya jauh maka lensa mata akan memipih sehingga fokus mata memanjang dan bayangan akan jatuh tepat pada retina. Pada saat melihat benda yang dekat maka lensa mata akan mengembung/menebal sehingga jarak fokus mata menjadi pendek dan akhirnya bayangan bisa tepat jatuh di retina.
Mata dikatakan tak berakomodasi ketika melihat benda pada jarak yang jauh. Sedangkan,  ketika mata melihat benda dengan jarak yang dekat maka mata dikatakan berakomodasi maksimum. Pada dasarnya kemampuan penglihatan mata pada manusia itu terbatas. Untuk mata normal titik terdekat benda yang mampu dilihat dengan jelas adalah sejauh 25 cm sedangkan titk terjauhnya tak hingga (∞). Untuk menentukan kekuatan lensa mata dapat mengguanakan rumus berikut :Â
Gambar 3. Rumus kekuatan pada lensa (Sumber: dokumen pribadi)
Untuk melihat dengan jelas benda yang berada pada jarak tak hingga (s =∞) maka lensa cekung akan membiaskan benda tersebut sehingga terbentuk bayangan (s') di depan lensa pada titik terjatuh mata (punctum remotum disingkat PR) maka (s' = -PR). Oleh karena itu persamaan di atas dapat ditulis
 Gambar 4. Rumus kekuatan lensa (Sumber: dokumen pribadi)
Karena lensa mata juga menyerap gelombang elektromagnetik maka persamaannya dapat diketahui sebagai berikut :
Gambar 5. Persamaan gelombang elektromagnetik (Sumber: dokumen pribadi)Â
Dengan mengetahui lensa mata kita dapat menyerap gelombang elektromagnetik dari cahaya, sesungguhnya mata kita sangat rentan dengan paparan radiasi, terutama radiasi sinar biru yang berasal dari layar gadget. Sehari-hari kita tidak terlepas dari gadget kita tanpa menyadari lensa mata kita kemungkinan akan rusak akibat terus-menerus menggunakan gadget yang memiliki sinar biru.