Mohon tunggu...
aliefia nabila
aliefia nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa berumur 18 tahun

mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Lebih Dekat tentang Kesalahan Pengumpulan Sumber dan Kesalahan Penulisan Sering Dilakukan Sejarawan

17 Desember 2021   19:25 Diperbarui: 17 Desember 2021   19:32 2900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesalahan Estetis memiliki kesamaan dengan Kesalahan Pragmatis. Bedanya Kesalahan Estetis ini terjadi ketika sejarawan hanya memilih sumber-sumber sejarah yang memiliki efek estetis atau keindahan yang bisa menarrik minat pembaca.

Selanjutnya ada kesalahan kedua yaaitu kesalahan Penulisan. Kesalahan Penulisan adalah kesalahan yang sering kali terjadi ketika para sejarawan ingin menuliskan hasil penelitian. Pada kesalahan Penulisan umumnya terdapat 3 hal yaitu:

1. Kesalahan Narasi

Kesalahan Narasi adalah kesalahan dalam hal penyajian tulisan di penelitian. Biasanya pembahasan yang digunakan pada Kesalahan Narasi  menggunakan Bahasa yang emosional. Pada Kesalahan Narasi ini ada 3 hal yang harus dihindari oleh para sejarawan agar tidak menjadi kesalahan lagi, antara lain (1) kesalahan periodesasi,  (2) kesalahan didaktis, (3) kesalahan pembahasan.

2. Kesalahan Argumen

Kesalahan Argumen ini dapat terjadi ketika para sejarawan melakukan kesalahan terutama dalam hal pemilihan kata yang kurang tepat untuk menguraikan pendapat dalam penulisan penelitian. Pada kesalahan Argumen juga terbagi menjadi 2 kesalahan yang harus dihindari oleh para sejarawan yaitu (1) kesalahan konseptual dan (2) kesalahan substantif.

3. Kesalahan Generalisasi

Kesalahan Generalisasi artinya bahwa narasi dalam ilmu Sejarah itu unik dan biasanya mengacu pada peristiwa yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Dalam kesalahan Generalisasi juga ada 2 kemungkinan yang harus dihindari oleh para sejarawan yaitu (1) sejarawan melakukan kesalahan jika generalisasinya disertai banyak pengecualian yang melampaui wewenang dalam ilmu sejarah dan (2) Generalisasi sejarah bukanlah hukum universal yang pasti.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Jika pada saat sejarawan melakukan pencarian sumber kemudian terdapat sumber yang langka atau tidak pasti, langkah yang bisa diambil oleh para sejarawan agar mendapatkan sumber yang pasti yaitu dengan cara melakukan peninjaunan kembali mengenai sumber yang akan dicari. Jika memang tidak ada, para sejarawan bisa melalui cara mendatangi tempat dimana sumber yang akan dicari itu berada atau juga bisa melakukan wawancara dengan pelaku sejarah. Selain itu dalam hal melakukan penulisan penelitian, hendaknya para sejarawan berhati-hati agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang sudah dijelaskan pada artikel diatas. Sehingga jika sejarawan tidak melakukan kesalahan dalam penulisan maka hal tersebut dapat mempermudah pekerjaan sejarawan dalam hal melakukan penulisan penelitian.

Sekiranya begitu penjelasan yang dapat saya sampaikan dan jelaskan melalui artikel ini dan saya berharap melalui artikel ini dapat menjadi  bermanfaat bagi pembaca terutama para sejarawan atau mahasiswa-mahasiswi yang akan melakukan penulisan pada penelitian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun