Pada artikel sebelumnya, kita sudah pernah membahas mengenai kesalahan-kesalahan Sejarawan terutama dalam hal penulisan penelitian. Nah pada artikel kali ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai kesalahan dalam pengumpulan sumber dan kesalahan dalam penulisan. Kedua kesalahan tersebut menjadi kesalahan-kesalahan yang kerap kali menjadi kesalahan yang sering dilakukan oleh para Sejarawan. Walaupun ada juga kesalahan-kesalahan lain yang sering dilakukan oleh sejarawan dalam penelitian sebagai contoh kesalahan dalam pemilihan topik, kesalahan verifikasi, dan kesalahan interpretasi. Namun pada artikel kali ini saya akan membahas 2 kesalahan saja yaitu kesalahan dalam mengumpulkan sumber dan kesalahan penulisan.
Kesalahan pertama yang akan kita bahas adalah Kesalahan dalam mengumpulkan sumber. Kesalahan dalam mengumpulkan sumber menjadi langkah yang paling awal dan langkah penting bagi seorang sejarawan dalam hal penulisan penelitian. Selain itu, jika seorang sejarawan salah dalam hal pengumpulan sumber maka akan berakibat terhadap tahap penelitian yang selanjutnya. Kesalahan dalam pengumpulan sumber terdapat 5 macam antara lain:Â
1. Kesalahan Holisme
Kesalahan Holisme adalah kesalahan yang terjadi ketika sejarawan memilih salah satu bagian yang penting dalam penelitian dan menganggap bahwa bagian tersebut sudah mewakili semuanya. Metode Holisme ini pada kenyataannya sering digunakan oleh para antropologi untuk memilih satu tempat yang tepat. Namun apa yang bisa dilakukan oleh para ahli antropologi tidak dapat juga dilakukan oleh para sejarawan karena ranah keilmuan yang berbeda.
2. Kesalahan Pragmatis
Kesalahan Pragmatis adalah kesalahan yang bisa terjadi apabila untuk tujuan tertentu para sejawaran memilih sumber yang mendukung tujuan yang dimaksud tersebut yang berakibat pada pengumpulan sumber yang sering tidak tuntas.
3. Kesalahan Ad Hominem
Kata Ad Hominen dapat diartikan merujuk pada seseorang. Jadi Kesalahan Ad Hominem adalah bilamana para Sejarawan dalam pengumpulan sumber memilih orang-orang tertentu. Sebagai contoh orang-orang yang memiliki jabatan, otoritas, pangkat dan lain sebagainya.
4. Kesalahan Kuantitatif
Kesalahan Kuantitatif dapat terjadi ketika para sejarawan lebih percaya terhadap dokumen dengan angka-angka yang belum pasti kebenarannya. Padahal pada kenyataannya bisa saja angka-angka ini menipu atau terdapat kesalahan. Jika terdapat kesalahan dalam menuliskan angka maka akan mengakibatkan para sejarawan yang melakukan penulisan penelitian menggunakan angka juga menjadi kesalahan.
5. Kesalahan Estetis