Mohon tunggu...
Alib Palipur Setya Widodo
Alib Palipur Setya Widodo Mohon Tunggu... Guru - Guru

Tersenyumlah di setiap keadaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Keterkaitan Visi Guru dengan Materi dan Inisiatif Pembelajaran

21 November 2022   18:47 Diperbarui: 21 November 2022   18:52 11537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh keterkaitan visi guru dengan materi dan inisiatif peningkatan pembelajaran (template black creative mind map graph by Olmos Carlos - canva.com)

Dunia pendidikan selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Hal tersebut seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju. Tidak dapat dipungkiri bahwa guru dalam perannya sebagai penuntun peserta didik di dunia pendidikan perlu menyesuaikan diri serta membekali diri menghadapi perkembangan tersebut. Peserta didik diharapkan mempunyai kecakapan atau skill yang harus dikuasainya terkait tuntutan perubahan zaman dan harapan dunia kerja yang harus mereka dapatkan sejak dini melalui pengalaman belajar di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun di sekolah formal.

Sekolah sebagai wadah pengembangan diri bagi peserta didik tentu harus dapat memberikan kontribusi bermakna secara maksimal. Demi mewujudkan hal tersebut, berbagai upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia agar dapat bersaing di kancah internasional. 

Dukungan pemerintah dengan pengembangan Kurikulum Merdeka diharapkan mampu mengatasi tuntutan zaman dan mampu memfasilitasi kebutuhan peserta didik di era sekarang ini. 

Disamping itu, ada tantangan tersendiri bagi guru dalam perannya sebagai pendidik untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang berpihak pada peserta didik. Guru juga harus dapat memposisikan diri dan meningkatkan kapasitasnya sesuai tuntutan zaman. 

Pada situasi ini, satu hal yang dapat guru lakukan yaitu adanya visi diri sebagai motivasi internal untuk dapat menjadi guru yang profesional. Visi yang dimiliki seorang guru akan mendorong diri untuk memiliki integritas kerja, meningkatkan motivasi diri yang berimbas pada meningkatnya produktivitas kinerja, serta sebagai pedoman pemahaman tujuan dalam hal ini terkait perannya sebagai penuntun dalam proses belajar peserta didik.

Sebagai pendidik, guru harus memiliki sebuah visi diri dalam menjalankan tugas di sekolah. Visi tersebut seyogyanya bersifat jelas dan memiliki keterkaitan dengan nilai serta norma yang berkembang pada suatu masyarakat dalam menggambarkan jati diri. Visi tersebut akan menjadi satu tolak ukur guru untuk memberikan fasilitas belajar dengan tetap memerhatikan kesesuaian dengan tujuan pendidikan nasional. 

Integritas akan terbangun dengan bantuan visi tersebut, guru akan terpacu untuk meningkatkan kualitas diri kaitannya dengan pembelajaran yang ia lakukan dari waktu ke waktu. Hal ini akan berimbas pada penguatan kolaboratif guru dalam proses pendidikan sebagai upaya perbaikan yang berkesinambungan dan terarah. 

Dalam hal visi, penulis memiliki contoh visi diri yaitu “Menciptakan pelaksanaan pembelajaran yang mampu menumbuhkan iman dan taqwa, akhlak mulia, dan budi perkerti, serta mampu memfasilitasi peserta didik sesuai dengan kebutuhan serta minatnya”.

Visi tersebut berkaitan dengan nilai dan peran pendidik sebagai Tri Pusat Pendidikan (keluarga, masyarakat, sekolah). Profesi seorang guru tentu tidak sebatas berada di instansi sekolah, tetapi juga berlaku di lingkungan keluarga dan masyarakat tempat guru berinteraksi. Sebagai manusia yang memiliki tanggung jawab di dalam keluarga, seorang guru harus bisa memotivasi diri untuk dapat menjadi teladan bagi keluarga terutama anak-anaknya. Sehingga visi sebagai seorang guru sangat dapat diterapkan pada kehidupannya di lingkungan keluarga.

Selain itu, visi tersebut juga dapat diterapkan dalam kehidupan seorang guru pada kegiatan bermasyarakat. Profesi guru sangat erat kaitannya dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. 

Sering dijumpai seorang guru mendapat peran di masyarakat dalam acara-acara tertentu misalnya acara keagamaan, acara adat, pernikahan, atau menjadi pemuka masyarakat dengan menjadi ketua RT di lingkungannya. Pendidikan bagi peserta didik terhubung dengan lingkungan tempat tinggalnya. 

Lingkungan tersebut yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya. Bersumber dari ketiga lingkungan tersebut peserta didik mendapat pengaruh perkembangan dan pengetahuan baru. 

Disinilah kaitan antara visi seorang guru dengan proses belajar peserta didik menjadi penting. Guru tidak hanya dapat mengembangkan pembelajaran di kelas melalui instansi sekolah, tetapi juga dari kegiatannya dalam bersosial kemasyarakatan.

Menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental , jasmani dan rohani. Pendidik diidentifikasikan sebagai penuntun dimana arti menuntun di sini memberi penekanan pada proses pembelajaran yang sifatnya mengiringi atau membersamai peserta didik dalam belajar. Peserta didik tidak pasif menerima materi pelajaran. 

Guru berperan aktif bersama peserta didik. Peran guru dalam hal ini bersifat sebagai suri tauladan, memberi semangat atau dukungan, serta memberi motivasi. Pendidikan juga harus disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik. Kodrat alam merupakan kondisi anak sejak lahir yang dipengaruhi kultur budaya dan lingkungan tempat anak berada. Sedangkan kodrat zaman adalah perubahan yang selalu terjadi dari waktu ke waktu. 

Selain itu, pendidikan diupayakan berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik. Nilai-nilai positif yang berkembang sesuai kodrat alam peserta didik dapat dioptimalkan dengan visi yang dimiliki seorang guru. Nilai-nilai tersebut terutama dalam hal iman dan taqwa serta budi pekerti luhur yang berkembang di masyarakat. 

Sedangkan pendidikan sesuai kodrat zaman diartikan bahwa visi guru akan mengarahkan pembelajaran menuju kepada pemenuhan kebutuhan peserta didik di masa kini dan masa yang akan datang yang tentunya disesuaikan dengan bakat, minat serta karakteristik masing-masing peserta didik.

Berbicara tentang karakter, saat ini telah digalakkan sebuah pembelajaran yang menanamkan profil pelajar pancasila. Profil pelajar pancasila berlaku sepanjang hayat yang berkarakter sesuai nilai-nilai pancasila. Profil pelajar pancasila menjadi pegangan untuk para pendidik dalam membangun karakter peserta didik. Visi guru akan berpengaruh besar terhadap penanaman nilai-nilai pancasila. Profil pelajar pancasila memiliki enam dimensi yang harus dapat berkembang menjadi satu kesatuan yang utuh dan menciptakan karakter bernilai pancasila. 

Keenam dimensi profil pelajar pancasila yaitu: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) Mandiri, 3) Bergotong-royong, 4) Berkebinekaan global, 5) Bernalar kritis, dan 6) Kreatif. Visi seorang guru dapat membantu guru mencapai keenam dimensi tersebut secara terarah dan terukur dalam proses pembelajaran yang dirancangnya.

Perwujudan visi guru sebagai penunjang keberhasilan guru dalam mendidik dapat dilakukan dengan berbagai hal. Perwujudan dari pentingnya seorang guru memiliki visi yaitu terciptanya sebuah inisiatif peningkatan pembelajaran. Inisiatif tersebut diukur melalui tujuan pembelajaran dan didukung oleh visi yang dimiliki seorang guru berdasarkan pengalaman pembelajaran menggunakan sebuah asesmen. Terkait contoh visi guru di atas, beberapa inisiatif dalam peningkatan pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan pengembangan pembelajaran. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

1. Pembiasaan kegiatan keagamaan di sekolah seperti: berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, sholat dhuha dan dzuhur berjamaah di sekolah, dan hafalan surat-surat pendek (bagi sekolah dengan basis agama islam) dan menyesuaikan bagi agama lain.

2. Menerapkan pembelajaran kontekstual seperti projek kelompok yang dibentuk secara heterogen sehingga menciptakan komunikasi yang aktif, tidak didominasi oleh satu atau dua peserta didik di dalam kelas.

3. Memposisikan diri sesuai dengan karakter dan usia serta menjadi pendengar yang baik bagi peserta didik.

4. Menciptakan suasana kelas dan pola interaksi yang nyaman, bersahabat, dan saling menghargai antara guru dan peserta didik, serta peserta didik dengan peserta didik lainnya.

5. Memberikan pengalaman proyek individu maupun kelompok dalam proses pembelajaran.

Itulah pentingnya guru memiliki visi diri sebagai satu upaya mengembangkan proses pembelajaran ke arah yang lebih baik. Visi guru harus mampu mengakomodasi nilai dan norma yang ada di lingkungan pendidikan, mampu memberi dorongan positif bagi proses pembelajaran yang bersifat merdeka sesuai kodrat peserta didik, serta mampu mencerminkan profil pelajar pancasila. Seorang guru akan mampu mewujudkan visi yang dimiliki dengan menjiwai dan menjalankannya secara konkrit dan berkesinambungan dalam kehidupannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun