Mendung tebal bergelanyut menutupi sinar mentari di pagi yang dingin. Hujan rintik-rintik menyambut penghuni planet ini memulai hari yang tetap segar meskipun di akhir Oktober ini hujan sering membasahi bumi.
Dari balik jendela yang terbuka Erin memandang tetesan air hujanterlihat indah butir-butir air seperti ribuan berlian tumpah dari langit. Erin tersenyum membayangkan hari-hari yang telah dilaluinya bersama Dave.Â
Mengapa semakin hari ia merasa semakin menemukan karakter Dew ada dalam diri Dave?Mungkinkah ada sebentuk reinkarnasi jiwa di dunia modern seperti sekarang ini? Tetapi bukankah Dew masih hidup?... ahh... otak cerdas Erin menangkap sesuatu yang tidak wajar dengan Dave.
"What are you thinking about, sweet..." Dave tiba-tiba sudah berada di belakangnya.. memeluk tubuh Erin dengan lembut dan membelai lengan Erin lalu sesekali menciumnya...
"Ahh... nothing...!! " Erin sedikit terkejut menyadari Dave telah berada di dekatnya.
"Hmm.. are you sure?.." Dave memutar tubuh Erin dan makin mendekap erat.... Lalu menciumnya dengan penuh hasrat...... Erin segera membalas ciuman hangat kekasihnya.... hujan turun semakin deras di luar sana...
"Oh, Dave... I will prepare something for breakfast..." Erin segera melepaskan pelukan Dave.. dan meninggalkan pria itu dengan senyum.
Hari itu Erin menghabiskan waktu di Kampus. Ada beberapa jurnal yang harus ia kerjakan. Erin telah menelpon Dave bahwa ia akan pulang agak larut malam. Dave berjanji akan menunggu Erin...
Setelah menyelesaikan makan malam yang dibelinya di sebuah fastfood restaurant, Dave menyalakan computer, ada sesuatu hal yang harus ia kerjakan dengan program mesin waktu yang akan segera habisdan ia memutuskan akan menunda kembali ke masa depan, bahkan ia berfikir untuk tetap tinggal di masa lalu ini.
Ting..tong... bel berbunyi... Dave melihat jam dinding menunjukkan pukul delapan... mungkinkah Erin yang datang?... Dave segera membuka pintu.. dan............
"Selamat malam.... Maaf, betulkah ini aparteman Erin?.. " Dew berdiri di hadapannya, muda, tampan dan penuh kharisma.
"Ya... benar... Erin belum pulang, silahkan masuk.." Dave sedikit bergetar menatap dirinya di masa muda.
"Anda......" Dew sengaja menghentikan kalimatnyaentah mengapa memandang pria setengah baya ini hatinya seperti ada yang menarik-narik.
"Ah, ya.... kami tinggal bersama di apartemen ini.... " Dave berusaha menahan getaran dalam dadanya. Mengapa tiba-tiba dirinya di masa muda muncul dihadapannya, bukankah seharusnya dua tahun lagi ia baru kembali?
"Maaf.. tolong sampaikan kepada Erin.. saya telah kembali dan mengharapkan bantuannya di kantor... oh ya... ini ada oleh-oleh buat Erin.. " Dew segera berpamitan dan meninggalkan Dave dengan pandangan aneh dan sulit untuk diterjemahkan.
Dave termangu memandang kepergian Dew... Sebuah syal kotak-kotak berwarna merah dan biru berlogo ST.LAURENT... hmmm... dulu syal ini selalu dipakai Erin saat berada di ruangan RESEARCH CENTER yang dingin karena pendingin ruangan. Erin memang agak rentan terhadap udara dingin dari pendingin ruangan.
Sepertinya saat kepulangannya tidak bisa di tunda. Setelah menemukan dirinya di masa lalu, ia tidak mungkin berada di masa lalu ini lebih lama lagi. Bagaimana mengatakan hal ini kepada Erin?...Dave berfikir sejenak.
Sebenarnya berat baginya untuk meninggalkan Erin. Ia telah benar-benar jatuh cinta kepada wanita itu. Bahkan kalau mungkin ia ingin menikahi Erin... namun Dave sadar bahwa ia harus kembali ke masa depan. Ia tidak ingin merusak masa lalunya dengan tetap tinggal bersama Erin.
Triiiiiiiiiiiiiing... telepon genggamnya berbunyi... Erin...
"Sayang... satu jam lagi aku selesai, kamu mau menjemputku?" Suara manja gadis itu terdengar merdu di telinga Dave. Seharian tak bertemu ia sangat merindukan gadis itu.
"OK.. kamu tunggu ya aku akan berada di sana dalam 30 menit"
"Baiklah, aku tunggu yaaaa.... Daaahhh...." Erin segera mematikan sambungan telepon
Dave mengendarai mobil dengan hati-hati. Jalanan yang basah karena hujan seharian tak berhenti mengguyur bumi bahkan ia harus berhati-hati dengan beberapa ruas jalan yang sedikit tergenang.
"I'm so tired..." Erin menyandarkan tubuhnya di kursi yang di stel agak kebelakang... tak lama kemudian ia memejamkan matanya. Dave melirik kekasihnya dan menggenggam tangannya lembut.
"Sleep well, sweet....."
"Emmm.... Honey.. I wanna tell you something...." Tiba-tiba Erin berkata namun matanya tetap terpejam.
"What..." Dave masih tetap menatap kearah jalan....
"I'm pregnant.... three weeks...." Erin tersenyum.
Ciiitttttt..... Dave menghentikan mobil dan memandang Erin yang terbangun akibat rem yang diinjak mendadak.
"What..!! are you serious?..... " Dave tidak bisa menyembunyikan debaran jantungnya, entahlah... berbagai macan rasa tiba-tiba hadir di hatinya, Ah.. seorang anak?... sesuatu yang tidak pernah ia rencanakan sebelumnya.
"Why, honey, are you OK?..." Erin membuka matanya dan menegakkan posisi duduknya.
"Sure... if you happy... and I am too....." mereka berciuman dengan mesra.
"Don't worry, honey... Â aku tidak akan memintamu untuk menikahiku, aku hanya ingin memiliki bayi ini dan akan memberinya nama.. emm Dave Jr or Davina...." Erin tersenyum sambil memegang perutnya.
Dave ikut tersenyum.. namun sebenarnya kepalanya dipenuhi rencana besar yang akan ia laksanakan sebelum ia meninggalkan Erin dan calon anaknya itu.
*****bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H