Alan mengangguk penuh semangat. "Betul, Pak. Dengan transformasi ini, madrasah kita bisa bersaing dan memberikan layanan yang lebih baik, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai yang selama ini menjadi identitas madrasah."
"Alan, aku hargai gagasanmu. Upaya kamu untuk membawa madrasah ini bertransformasi dari konvensional sistem ke digital sistem. Tapi aku harap kamu sabar, karena mengubah cara berpikir itu tidak mudah."
Mendengar itu, Alan tersenyum penuh harap. Setidaknya, ia tahu Pak Imran mulai sedikit membuka hati. Percakapan itu memberi Alan harapan bahwa ia mulai mengubah pola pikir di madrasah ini, meskipun baru sebatas awal, namun dia tahu satu hal: langkah awal sudah diambil, dan perubahan telah dimulai.
Ia tahu perjuangan ini masih panjang, tapi baginya, inilah langkah kecil yang sangat berarti untuk membawa madrasah ini menuju masa depan yang lebih modern dan siap menghadapi tuntutan generasi baru.
ALI Â ACHMADI,
Kabid Humas Yayasan Ar Raudloh
Perguruan Islam Raudlatut Tholibin Pakis-Tayu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H