Penulis:
1. Ali Ridho
2. Dr Lin Suryaningsih, S.S., M.A.
(Mahasiswa Semester 6, Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Al Azhar Indonesia)
Pengantar
Apakah kita pernah terpikir tentang dunia misterius yang tersembunyi di dalam manuskrip? Manuskrip, sejatinya, adalah harta karun bersejarah yang terukir dalam bentuk tulisan tangan. Mereka adalah jendela yang membuka pintu ke masa lalu, memungkinkan kita untuk merenung tentang peradaban yang telah hilang dan pengetahuan yang tak ternilai harganya.
Manuskrip penting bagi peradaban dan ilmu pengetahuan. Signifikansinya tidak dapat diabaikan. Manuskrip-manuskrip yang berhasil ditemukan dan diteliti memberikan wawasan tentang pemikiran, budaya, agama, dan ilmu pengetahuan dari zaman yang telah berlalu. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menjaga dan menyelidiki manuskrip-manuskrip ini.
Indonesia memiliki khazanah manuskrip yang melimpah ruah, menanti untuk diungkap dan diteliti. Di dalamnya terdapat kekayaan pengetahuan dan kisah-kisah menarik yang tersembunyi di balik gulungan-gulungan kertas kuno.
Dari Aceh hingga Papua, dari Jawa hingga Sumatera, ribuan manuskrip tergeletak di perpustakaan, institusi keagamaan, dan rumah-rumah tua di pelosok negeri. Setiap manuskrip itu adalah saksi bisu dari perjalanan sejarah kita yang tak terlupakan. Kita dapat menemukan berbagai teks, mulai dari karya sastra klasik hingga naskah-naskah keagamaan yang membahas ritual dan ajaran spiritual.
Lewat manuskrip-manuskrip ini, kita dapat melihat dan memahami perjalanan intelektual dan budaya nenek moyang kita. Kita bisa mengikuti jejak tokoh-tokoh terdahulu yang mencurahkan pikiran dan kearifan mereka ke dalam kata-kata yang dituliskan dengan hati-hati. Dalam setiap halaman, ada pesan yang menantang kita untuk merenung, memperluas wawasan, dan menyelami kearifan kuno.
Salah satu naskah manuskrip yang menarik untuk dikaji dan diteliti adalah apa yang ditemukan oleh para ahli arkeologi dan filologi di Surau Simaung, yang terletak di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. Naskah tersebut berjudul Bulug al-Maram li Bayan Alfaz Maulid Sayyid al-Anam (Bulug al-Maram; Penjelasan Mengenai Maulid/ Kelahiran Sayyid al-Anam, Baginda Nabi Muhammad SAW) karya seorang penulis kenamaan pada masa itu bernama Amad al-Marzq, yang ditemukan salinan naskahnya di Surau Simaung.
Mengenal Naskah Manuskrip
Naskah Bulug al-Maram li Bayan Alfaz Maulid Sayyid al-Anam tergabung dalam kompilasi manuskrip Surau Simaung yang merupakan salah satu koleksi dalam proyek DREAMSEA (Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia). Nomor proyek untuk manuskrip ini adalah DS 0043 00002, dan proyek ini dikelola oleh HMML (Hill Museum & Manuscript Library) serta DREAMSEA. Manuskrip ini berasal dari Indonesia, tepatnya dari kota Muaro Sijunjung, yang terletak di Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat.
Manuskrip Surau Simaung tersedia dalam format digital dan dapat diakses melalui IIIF Manifest yang dapat ditemukan di tautan berikut: tautan IIIF Manifest. Dalam manuskrip ini, teks ditulis dari kanan ke kiri sesuai dengan arah tulisan dari bahasa Arab dan Jawi. Saat ini, manuskrip ini berada di tempat asalnya (in situ), yaitu Surau Simaung.
Manuskrip Surau Simaung secara keseluruhan, termasuk naskahBulug al-Maram li Bayan Alfaz Maulid Sayyid al-Anam, terdiri dari 147 halaman dengan 15 halaman kosong. Dimensinya adalah 17 x 12,3 cm untuk sampul manuskrip, 16,5 x 12,5 cm untuk kertas manuskrip, dan 11,5 x 6 cm untuk blok teks. Manuskrip ini ditulis oleh penyalin anonim pada rentang waktu antara tahun 1800 hingga 1850.