Mohon tunggu...
Ali Muakhir
Ali Muakhir Mohon Tunggu... Penulis - (Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Selama ini ngeblog di https://www.alimuakhir.com I Berkreasi di IG @alimuakhir I Berkarya di berbagai media dan penerbit I (cp: ali.muakhir@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

10 Wisata di Bandung yang Dijangkau dengan Jalan Kaki

30 Juni 2015   08:58 Diperbarui: 4 April 2017   18:30 10318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menyusuri Jalan Braga, saya bergegas menuju jalan di samping kanan Gedung Merdeka, Jalan Cikapundung Timur. Di sana ada area bekas lapangan parkir yang diubah menjadi taman asri Cikapundung Riverspot.

Dalam area Cikapundung Riverspot ada deretan bangku persegi empat, berwarna merah menyala yang menggoda untuk segera disinggahi, sekadar melepas lelah atau menikmati makanan kecil.

Tepat di depan bangku-bangku ada undakan-undakan lantai meliuk-liuk. Di tengah ruang terbuka antara bangku dan undak-undakan ada lantai bergaris melingkar-lingkar. Kurang lebih berukuran dua meter persegi. Di sana ada lubang-lubang kecil serta lampu aneka warna. Pada saat-saat tertentu, dari lubang pipa tersebut meluncur air mancur, yang bergerak mengikuti iringan musik.

Jika malam tiba, saat air mancur tersebut menari-nari mengikuti iringan musik, terlihat berwarna-warni dan sangat cantik. Cocok sekali untuk relaksasi.

Cikapundung Riverspot di Siang Hari (Foto: Alee)

6). Masjid Berarsitek Budaya Tionghoa

Tidak jauh dari Cikapundung Riverspot, tepatnya di Jalan Banceuy No. 8 Bandung ada masjid etnis Tionghoa di Bandung, yaitu Masjid Al-Imtizaj. Al-Imtizaj dalam bahasa Tionghoa Ronghe, yang dalam bahasa Indonesia artinya pembauran.

Masjid dengan arsitek budaya Tionghoa tersebut cukup menyita siapa pun yang melintasinya. Gapura masjid berbentuk kelenteng, di atasnya berdiri kubah. Perpaduan yang cukup indah. Setelah melewati gapura pengunjung menuruni anak tangga menuju pintu masjid.

Bangunan dalam, pada dinding juga masih tetap mempertahankan budaya Tionghoa, walaupun tulisannya adalah kalimat syahadat. Masjid ini terbuka untuk siapa pun yang akan melaksanakan shalat, jadi bukan hanya untuk muslim keturunan saja.

Bangunan Masjid Al-Imtizaj Tetap Mempertahankan Budaya Tionghoa (Foto: Alee)

7). Penjara Soekarno

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun