Mohon tunggu...
Sary Hadimuda
Sary Hadimuda Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang hamba Allah yang sedang memantaskan diri menjadi pengajar

Sedang belajar membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Melihat Staklatit dan Stalagmit di Bantimurung

21 November 2023   10:00 Diperbarui: 29 November 2023   16:51 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga kali kunjungan sebelumnya tidak pernah terlintas kenapa bukan patung kupu-kupu besar saja yang ada di depan pintu masuk. Kenapa harus ada patung kera. 

Ternyata setelah membaca beberapa artikel salah satunya... Dibuat Patung Kera karena terdapat legenda yang mahsyur tentang kutukan kera di daerah ini.

Tiket masuk untuk di daerah ini adalah sebesar Rp 30.000,- untuk turis lokal, sementara untuk turis asing sebesar Rp 150.000,-. Kami langkahkan kaki dengan antusias. Terlebih teman-teman saya belum ada yang ke sini. Sehingga saya dapat menyombongkan diri sedikit menjelaskan ini-itu. Hehe.

Tiket kami 4 orang. 2 teman yang lain menyusul. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Tiket kami 4 orang. 2 teman yang lain menyusul. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Kemarau yang melanda Indonesia beberapa bulan terakhir mempengaruhi debit air juga di Bantimurung. Air yang jatuh menghatam batu tidak "semeriah" biasanya. 

Saya agak sedikit kecewa ketika membandingkan dengan foto saya sebelumnya di tahun 2013. Namun rasa kecewa itu menghilang sedikit demi sedikit ketika saya melangkahkan kaki menaiki anak tangga tepat di sebelah kiri air terjun bersama teman-teman yang lain. Karena kami dapat melihat dari mana air berasal terjun di Bantimurung berasal Yakni sungai kecil di atas sini.

Foto bersama di Air terjun Bantimurung. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Foto bersama di Air terjun Bantimurung. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Foto April 2013. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Foto April 2013. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Foto November 2023. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Foto November 2023. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Aliran air berwarna biru di sungai kecil ini bak sepotong warna pelangi yang turun ke daratan. Apakah mitos sang bidadari dari kahyangan sedang turun untuk mandi dan mengakibatkan adanya pelangi itu benar. Hehehe. Bercyandaaaa. 

Airnya sungguh tenang. Seperti tidak ada aliran sama sekali. Saya seperti diingatkan dengan peribahasa "air yang tenang menghanyutkan". Artinya orang yang pendiam, biasanya memiliki banyak pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun