Nah, di telaga ini lah kami melihat banyak kupu-kupu yang sedang menari. Tidak berhenti kami bersyukur telah sampai di tempat ini.Â
Naik motor sejam menjadi sangat kecil jika dibanding dengan lukisan yang dibuat Sang Maha Pencipta ini. Ditambah tangan manusia yang kreatif membuat shape love dengan beberapa hiasan warna-warni.
Kabar baiknya lagi, ketika kami sudah cukup lelah berjalan dan merasa haus, kami menemukan ada penjual minuman dingin di atas sini.Â
Kami menduga sebotol air mineral berukuran 600ml dibandrol dengan harga Rp 10,000,- karena tempatnya jauh harus naik tangga dan berjalan kaki sejauh 300 meter. Ternyata air yang melegakan tenggorakan ini cuma Rp 5.000,-.
Saat mengambil gambar di tepi telaga, kami di datangi seorang kakek dan berkata "setelah foto, kasih ki seikhlasnya". Sepertinya beliau yang membersihkan telaga di sini. Teman saya, Jannah langsung sigap memberikan beliau uang setelah kami selesai foto.
Tepat di samping kiri telaga ada anak tangga kurang lebih 2 meter menuju gua Mimpi. Ada juga yang menyebutnya gua Jodoh. Begitu sampai di depan pintu gua yang gelap, kami ditawarkan untuk masuk ke dalam gua dengan menyewa lampu bohlam emergency. Harga per lampunya Rp 30.000,- Kami masih ragu karena sekilas di dalam gua sangat gelap.Â
Lalu kami di tawarkan lagi jika ingin dipandu dengan pemandu biayanya sebesar Rp 100.000,- . Raehanun teman saya yang paling cerdas di kelas langsung menjawab dengan antusis "ayoo!"
Baru melangkahkan kaki beberapa meter pemandu yang tomboy itu langsung mengarahkan lampu yang dipegangnya ke atas. Sontak kami juga mengikuti gerakannya Ia menunjuk sekumpulan kelewar kecil jenis pemakan serangga yang sedang beristirahat. Ada juga yang langsung terbang ketakutan karena tiba-tiba di sorot lampu.