Tiga kali kunjungan sebelumnya tidak pernah terlintas kenapa bukan patung kupu-kupu besar saja yang ada di depan pintu masuk. Kenapa harus ada patung kera.Â
Ternyata setelah membaca beberapa artikel salah satunya... Dibuat Patung Kera karena terdapat legenda yang mahsyur tentang kutukan kera di daerah ini.
Tiket masuk untuk di daerah ini adalah sebesar Rp 30.000,- untuk turis lokal, sementara untuk turis asing sebesar Rp 150.000,-. Kami langkahkan kaki dengan antusias. Terlebih teman-teman saya belum ada yang ke sini. Sehingga saya dapat menyombongkan diri sedikit menjelaskan ini-itu. Hehe.
Kemarau yang melanda Indonesia beberapa bulan terakhir mempengaruhi debit air juga di Bantimurung. Air yang jatuh menghatam batu tidak "semeriah" biasanya.Â
Saya agak sedikit kecewa ketika membandingkan dengan foto saya sebelumnya di tahun 2013. Namun rasa kecewa itu menghilang sedikit demi sedikit ketika saya melangkahkan kaki menaiki anak tangga tepat di sebelah kiri air terjun bersama teman-teman yang lain. Karena kami dapat melihat dari mana air berasal terjun di Bantimurung berasal Yakni sungai kecil di atas sini.
Aliran air berwarna biru di sungai kecil ini bak sepotong warna pelangi yang turun ke daratan. Apakah mitos sang bidadari dari kahyangan sedang turun untuk mandi dan mengakibatkan adanya pelangi itu benar. Hehehe. Bercyandaaaa.Â
Airnya sungguh tenang. Seperti tidak ada aliran sama sekali. Saya seperti diingatkan dengan peribahasa "air yang tenang menghanyutkan". Artinya orang yang pendiam, biasanya memiliki banyak pengetahuan.