liburan Lebaran memberikan momen berharga bagi banyak orang untuk berkumpul dengan keluarga, merayakan tradisi, dan bersantai dari rutinitas sehari-hari. Namun ketika Libur panjang pasca lebaran telah berakhir, hal tersebut menandakan kembalinya kita pada rutinitas harian.Â
Setiap tahun,Pada saat Libur telah usai, para pemudik biasanya pulang ke rumah masing-masing untuk melaksanakan rutinitas pekerjaannya kembali. Hal ini membuat lalu lintas kembali ramai dan padat dari pemudik yang menggunakan Transportasi seperti kereta,kapal,mobil. kembali ke rutinitas kerja setelah liburan bisa menjadi tantangan tersendiri, karena momen ini bisa terasa berat dan memicu perasaan tidak bersemangat untuk kembali beraktivitas, bahkan bekerja.Â
Fenomena yang dikenal sebagai "post-holiday blues" seringkali muncul setelah periode liburan yang menyenangkan. Fenomena ini menyebabkan seseorang merasa sulit untuk kembali ke rutinitas kerja dan merasa sedih atau lesu setelah berakhirnya liburan.
Istilah Post Holiday Blues
Post-Holiday Blues adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan sedih, cemas, atau kelesuan yang bisa dirasakan seseorang setelah berakhirnya masa liburan atau perjalanan yang menyenangkan. Biasanya, ini terjadi ketika seseorang harus kembali ke rutinitas sehari-hari setelah menghabiskan waktu yang menyenangkan selama liburan.Â
Perasaan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kembali ke tekanan pekerjaan, kehilangan rasa kebebasan atau relaksasi yang dialami selama liburan, atau bahkan perasaan kesepian setelah meninggalkan teman atau keluarga yang dikunjungi selama liburan. Post-Holiday Blues umumnya bersifat sementara dan akan membaik seiring waktu ketika seseorang kembali menyesuaikan diri dengan rutinitas sehari-hari mereka.
Namun, pada Wawancara dengan Salah seorang Mahasiswa Teknik yang bernama Nareendra, ia mengatakan bahwa Fenomena Post-Holiday Blues ini adalah Fenomena yang di lebih-lebihkan, ia beranggap bahwa Fenomena tersebut seperti Menormalisasikan sifat Malas. "Sebenarnya, Post Holiday Blues ini sebuah fenomena dimana suatu kebiasaan di Masyarakat yang dianggap keren oleh Gen Z dan di hiperbola kan.Â
Saya lebih melihat ini kearah normalisasi kemalasan, iya dong, mereka sedih karena Kembali ke rutinitas yang biasanya dilakukan, yang awalnya bisa mager tidur-tiduran, sekarang disuruh balik ngantor lagi, macet-macetan, siapa juga yang mau. Tapi rutinitas tadi juga kan sejujurnya perlu, karena pasti ada tuntutan untuk membayar tagihan sama cicilan."
"Tapi post holiday blues ini menurut saya juga bukan tanpa sebab, banyak orang yang ngerasa lesu, malas balik ke kantor, malas untuk Kembali ke rutinitas mereka karena ada beberapa hal yang membuat mereka merasa kecewa, cemas atau sedih di lingkup kerja mereka yang membuat itu tadi, mereka malas kembali untuk bekerja setelah libur panjang."Â
Nareendra menambahkan bahwa ada beberapa alasan mengapa orang-orang terkena Fenomena Post Holiday Blues, ia menyebutkan bahwa ada orang terkena fenomena ini karena orang tersebut merasa kecewa, cemas, sedih di lingkungan kerjanya yang dimana membuat orang tersebut malas untuk kembali bekerja dan merasa ingin libur kembali.
Fakta-Fakta tentang Post Holiday Blues setelah Liburan Lebaran
1. Tantangan Menyusun Kembali Pikiran dan Emosi
Kembali ke rutinitas kerja setelah liburan Lebaran dapat menjadi tantangan psikologis yang signifikan. Seseorang biasanya merasa sulit untuk menyusun kembali pikiran dan emosi mereka dari mode liburan ke mode kerja.
2. Perubahan Lingkungan yang Tiba-tiba
Setelah berada dalam lingkungan santai dan penuh kehangatan keluarga selama liburan, kembali ke lingkungan kerja yang sibuk dan seringkali menuntut dapat menjadi kejutan bagi beberapa orang. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kecemasan atau ketidaknyamanan.
3. Stres Akibat Tumpukan Tugas
Seringkali, kembali ke rutinitas kerja setelah liburan berarti menghadapi tumpukan tugas yang menunggu di meja. Hal ini dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan seseorang, terutama jika mereka merasa tidak siap atau kurang energi untuk menghadapinya.
4. Perasaan Kesepian atau Terisolasi
Pada saat Liburan, sering kali waktu kita diisi dengan interaksi sosial dan kegiatan bersama keluarga dan teman-teman. Namun saat Kembali ke rutinitas kerja, Biasanya akan memiliki rasa kurang untuk berinteraksi sosial dan tidaknya ada semangat dukungan dapat menyebabkan perasaan kesepian atau terisolasi bagi beberapa orang.
5. Sulitnya Menemukan Motivasi
Setelah liburan yang menyenangkan, biasanya sulit bagi beberapa orang untuk menemukan motivasi untuk kembali ke rutinitas kerja yang biasa. Mereka biasanya sulit untuk menemukan semangat dan energi yang diperlukan untuk memulai kembali aktivitas kerja.
Kemacetan bisa menjadi suatu penyebab dari Post-Holiday Blues
Selain berjuang dengan perasaan pasca-liburan, Kondisi lalu lintas yang macet dapat memperburuk kondisi Psikologis mereka. Hal ini dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan serta lamanya waktu perjalanan mereka ke tempat kerja.
1. Faktor Penyebab Kemacetan
Meningkatnya Kemacetan usai liburan Lebaran disebabkan oleh lonjakan volume lalu lintas karena pulangnya para pemudik, serta peningkatan aktivitas ekonomi setelah liburan.
2. Dampak Terhadap Kesejahteraan Mental
Kemacetan yang parah dapat menyebabkan peningkatan tingkat stres, frustrasi, dan kelelahan pada para pengendara, yang pada gilirannya dapat memperburuk kondisi psikologis mereka. Perasaan terjebak di dalam mobil dalam waktu yang lama juga dapat meningkatkan perasaan kesepian dan terisolasi.
3. Memulai Adaptasi
Kembali ke rutinitas kerja setelah liburan Lebaran yang disertai dengan kemacetan dapat menjadi tantangan ganda bagi banyak orang. Mereka tidak hanya harus beradaptasi dengan lingkungan kerja yang sibuk, tetapi juga harus menghadapi waktu perjalanan yang lebih lama dan melelahkan.
Cara Mengatasi Post Holiday Blues
1. Terima perasaan dengan ikhlas
Pertama-tama, penting untuk mengakui dan menerima perasaan sedih atau kecewa yang biasanya muncul setelah liburan. Ini adalah reaksi alami terhadap perubahan dari suasana liburan ke rutinitas sehari-hari.
2. Berikan waktu untuk beradaptasi
Beri diri Anda waktu untuk beradaptasi kembali dengan rutinitas sehari-hari. Berpindah dari mode liburan ke mode kerja memerlukan penyesuaian, jadi jangan terlalu keras pada diri sendiri.
3. Jaga keseimbangan
Meskipun sudah kembali ke rutinitas, usahakan untuk tetap menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan waktu luang. Sisihkan waktu untuk aktivitas yang menyenangkan dan relaksasi.
4. Berikan diri Anda sesuatu untuk dinantikan
Buatlah rencana untuk hal-hal yang menyenangkan di masa depan, seperti liburan kecil atau acara sosial dengan teman-teman. Ini dapat membantu Anda mempertahankan semangat dan memberikan sesuatu yang dinantikan.
5. Kenali hal-hal positif dalam rutinitas Anda
Temukan aspek positif dalam rutinitas sehari-hari Anda. Fokus pada hal-hal yang Anda nikmati atau nilai dalam pekerjaan, kegiatan, atau hubungan Anda.
6. Lakukan aktivitas menyenangkan
Lakukan aktivitas yang memberikan Anda kebahagiaan dan kepuasan, seperti olahraga, seni, atau memasak. Ini dapat membantu meningkatkan suasana hati dan mengalihkan perhatian dari perasaan sedih.
7. Berkumpul dengan orang yang Anda cintai
Habiskan waktu dengan keluarga dan teman-teman yang mendukung Anda. Interaksi sosial positif dapat membantu meningkatkan suasana hati dan memberikan dukungan emosional.
8. Jaga kesehatan fisik dan mental
Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, dan lakukan aktivitas fisik secara teratur. Ini dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental Anda, yang penting untuk mengatasi perasaan sedih.
9. Cari bantuan jika diperlukan
Jika perasaan sedih atau kecemasan Anda berlanjut atau mengganggu kehidupan sehari-hari Anda, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental seperti psikolog atau terapis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H